JOGJA – Wakil Ketua Komisi D DPRD DIY Nur Sasmito meminta agar penerapan pendidikan karakter harus terus ditumbuhkembangkan. Hal itu harus berasal dari bawah. Artinya pendidikan karakter harus diawali dengan kesadaran di masyarakat.
“Pelaksanaan pendidikan karakter jangan tergantung dari program dan kegiatan pemerintah,” ingat Nus Sasmito saat berbicara dalam diskusi Penumbuhan Pendidikan Karakter di Kalangan Pelajar Kamis(21/3).
Dengan tumbuh dari bawah, Nur Sasmito yakin penerapan pendidikan karakter akan lebih efektif. Itu menunjukkan masyarakat membutuhkan pentingnya pendidikan karakter bagi anak-anaknya.
“Pendidikan karakter tidak hanya dibangun di sekolah formal. Namun justru di masyarakat harus selalu ditumbuhkembangkan,” ajaknya.
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu (PPM) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY Didik Wardaya mengatakan, pendidikan karakter sejalan dengan sekolah berbasis budaya. Penyelenggaraan sekolah berbasis budaya telah diatur dalam peraturan gubernur.
“Yang ditekankan adalah budaya karakter. Pembentukan karakter anak itu dimulai dari rumah. harus ditanamkan budaya sopan santun, sehingga karakter anak akan terbentuk sejalan pertumbuhannya,” ujar Didik.
Dalam membentuk karakter anak harus ada sinergi antara orang tua, sekolah maupun pemerintah. Misalnya di sekolah dilarang merokok, tapi di rumah malah dibelikan rokok. Ini yang kurang sinergi. “Pendidikan karakter butuh keterpaduan,” ungkap dia.
Lebih jauh dikatakan, mewujudkan karakter anak sesuai nilai-nilai budaya, sangat diperlukan dukungan sumber daya manusia. Dukungan orang tua dan masyarakat sekitar terjalin dengan baik dan luas pada beberapa sekolah. Partisipasi orang tua sangat dibutuhkan dalam membentuk karakter anak. Misalnya melalui komunikasi antara guru dengan orang tua yang berlangsung secara efektif dan berkesinambungan.
Sekolah dalam pembentukan karakter berbasis budaya terlihat dalam program ketertiban dan kedisiplinan. Selanjutnya pengembangan tanggung jawab, percaya diri dan kejujuran. (kus/mg3)