KULONPROGO – Menyempitnya lahan pertanian harus dijawab dengan inovasi. Salah satunya dengan sistem hidroponik. Pas untuk memanfaatkan sisa lahan yang sempit.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMD Dalduk dan KB) Kulonprogo, Sudarmanto mengatakan, gencarnya pembangunan membawa konsekuensi. Yakni menyempitnya lahan pertanian.

“Sistem hidroponik bisa menjadi pilihan,” kata Sudarmanto usai penutupan pelatihan hidroponik di Balai Desa Plumbon, Kecamatan Temon, Jumat(22/3).

Dijelaskan, Pemkab Kulonprogo menggandeng Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) DIJ dalam memberikan pelatihan budidaya sayur mayur lewat media hidroponik. Pelatihan ini merupakan program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI untuk diberikan kepada kelompok masyarakat.

Tahun ini, Kulonprogo mendapat jatah di tiga desa, yakni Desa Plumbon dan Glagah di Kecamatan Temon serta Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo. Ketiga desa tersebut terpilih sebagai lokasi pelatihan karena lahan pertanian di desa setempat menyusut sebagai dampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon.

“Lahan pertanian di Desa Plumbon dan Glagah terdampak bandara. Sementara untuk Desa Tuksono karena merupakan kawasan industri,” jelasnya.
Ditambahkan, pelatihan hidroponik di tiga desa tersebut berlangsung sejak Senin (18/3) hingga Jumat (22/3). Masing-masing desa diambil 10 orang, mereka mendapat kesempatan teleconference dengan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo.

“Kami akan memantau sampai nanti mereka panen. Jadi ini tidak hanya sebatas pelatihan. Tapi bagaimana outcome-nya. Harapan kami, perekonomian masyarakat meningkat,” katanya.

Kepala BBLM DIJ, Erlin Chaerlinatun menyatakan, pelatihan hidroponik merupakan solusi atas penyempitan lahan dan air untuk pertanian. “Pelatihan ini sangat penting karena bisa menambah ilmu. Peserta juga tidak hanya mendapat teori namun juga mempraktikkan apa yang telah mereka serap,” kata Erlin.

BBLM DIJ telah menyediakan 36 jenis pelatihan. Di antaranya pembinaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD).

“Dalam setahun, kami ada tiga sampai lima pelatihan. Di Kulonprogo, kerjasamanya sudah baik dan rutin,” jelasnya. (tom/iwa/mg3)