JOGJA – Bersamaan dengan hari Tuberculosis (TB) sedunia Minggu (24/3), Dinas Kesehatan (Dinkes) Ko-ta Jogja terus mengejar target Indo-nesia bebas TB pada 2030. Diantara-nya dengan melakukan deteksi dini.Hasilnya, dari deteksi dini secara door to door awal Maret ini, petugas dari 18 puskesmas di Kota Jogja me-nemukan 81 warga mengalami geja-la TB. Sebanyak 71 di antaranya sudah dirujuk ke puskesmas.

“Deteksi dini dilakukan dengan ketuk pintu ke 381 kepala keluarga dan screening terhadap 1.071 orang. Da-ri hasil pemeriksaan tersebut, 81 diketahui mengalami gejala TB,” ka-ta Kepala Dinkes Kota Jogja Fita Yu-lia Kisworini belum lama ini.

Fita menambahkan, sepanjang 2018, Dinkes Kota Jogja menemukan 943 kasus TB. Bahkan 32 di antaranya adalah TB kebal obat. “Dari 32 pen-derita resisten obat, 10 di antaranya sudah meninggal dunia,” katanya.

Fita juga menyoroti tingkat kesem-buhan TB di Kota Jogja yang baru men-capai 84 persen. Belum sesuai target yang ditetapkan sebanyak 90 persen.

Selain kegiatan penyisiran untuk pe-nemuan kasus TB baru, Dinkes Kota Jogja juga melakukan sosialisasi terkait TB. Menurut dia, sosialisasi ke masy-arakat penting karena TB bisa menular melalui udara. Sehingga, lanjut dia, jika ada seorang penderita TB, para tetangganya harus turut diperiksa.

“Apalagi penyakit TB ini kan bisa menular melalui udara, memang butuh pengawasan khusus,” jelasnya.

Deteksi dini dengan door to door lanjut Fita juga sebagai antisipasi keengganan masyarakat untuk me-meriksakan diri ke Puskesmas. Di-aukinya masih ada stigma negatif di masyarakat terkait TB, yang mem-buat penderita enggan memeriksakan diri. (pra/ong)