MUNGKID – Terdengar utopis deklarasi yang dilakukan Pemkab Magelang di Lapangan drh Soepardi, Kota Mungkid, Sabtu (30/3) lalu. Yakni Kabupaten Magelang Bersih Sampah Tahun 2025. Terlebih kegiatannya hanya berupa daur ulang sampah kemasan yang kemudian dilombakan.

Dijelaskan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang Tri Agung Sucahyono, untuk menanggulangi masalah sampah pihaknya menerapkan sistem 3R atau reuse, reduce dan recycle. Kegiatan itu dalam rangka memperingati Hari Sampah Nasional Tahun 2019 dan HUT ke-35 Kota Mungkid.

“Kemudian juga ada stan pameran kreasi daur ulang sampah. Ke depan, juga perlu dibangun tempat penampungan sampah terpadu, dan di situ nanti juga sekaligus ada pengelolaannya. Jadi bagaimana kita akan menekan residu sampah itu sekecil mungkin,” katanya.

Adapun sejumlah bank sampah yang meraih juara, di antaranya, Juara l Bank Sampah Bersih Rapi dari Desa Ketangi, Kecamatan Kaliangkrik; Juara ll Bank Sampah Umbul Jaya dari Desa Umbulsari, Kecamatan Windusari; dan Juara lll Bank Sampah Kembang Jaya dari Desa Madusari, Kecamatan Secang

Wakil Bupati Magelang Edi Cahyana dalam sambutannya menyampaikan, saat ini sampah sudah menjadi persoalan yang sangat serius. Berdasarkan data, kegiatan per orang di Kabupaten Magelang dalam sehari bisa menghasilkan kurang lebih 0,47 kg sampah.

“Artinya, ketika dikalikan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Magelang, satu hari bisa menghasilkan 580 Ton sampah. Jadi kalau ditaruh di lapangan ini, mungkin tidak sampai sebulan sudah penuh dengan sampah,” tuturnya.
Menurutnya, persoalan sampah itu tidak hanya di Kabupaten Magelang saja. Melainkan hampir di seluruh masyarakat di permukaan bumi ini. Sampah juga menjadi persoalan yang cukup serius tidak hanya di darat, melainkan di laut dan udara.

Tetapi Pemkab Magelang optimistis persoalan itu bisa mulai tertangani karena hingga saat ini sudah ada sebanyak 584 bank sampah di wilayahnya. “Ini tertinggi di Jawa Tengah. Saya sangat apresiasi kepada ibu-ibu yang konsen dengan hal ini,” ujarnya.

Kabupaten Magelang sudah mendeklarasikan kan bebas dari sampah pada tahun 2025. Maka hal tersebut akan menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat di Kabupaten Magelang.

“Saya yakin pemerintah daerah tidak mungkin mampu bekerja sendirian. Ini harus didukung oleh seluruh masyarakat Kabupaten Magelang,” pinta Edi.

Dijelaskan, dari 580 bank sampah yang ada, baru mampu mengurangi sampah sebanyak 4,7 persen dari sampah yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Magelang. “Artinya mau tidak mau 70 persen sampah harus dikelola secara baik, dan 30 persennya harus dikurangi,” tandas Edi. (dem/laz)