JOGJA – Oncoran atau aliran air untuk irigasi yang melewati kampung Dukuh Gedongkiwo Mantrijeron Jogja berhasil disulap warga. Menjadi lahan budi daya ikan nila. Bahkan saat panen hasilnya sudah lebih dari satu ton. Dan menjadi pemasukan tambahan warga.
Oncoran, atau warga yang lebih mengenalnya dengan selokan, bersih dan menjadi tempat pemeliharaan ikan tak hanya di Jepang. Di Kota Jogja juga memiliki hal yang sama. Ya warga dua RT, RT 62/RW 12 dan RT 69/RW 14 Dukuh Gedongkiwo memilikinya.
Di oncoran Juliantoro, yang berasal dari Kali Winangan Jogja, sepanjang sekitar 300 meter diubah warga menjadi tempat memelihara ikan. Dibentuk pula kelompok Mina Juliantoro Asri. “Mina artinya ikan, Juliantoro nama oncorannya dan asri harapan kelompok,” ujar salah seorang pengurus Mina Juliantoro Asri Mahroji Khudori, Minggu(31/3).
Sejak mulai mengubah oncoran sejak pertengahan 2018 lalu, Kelompok Mina Juliantoro Asri sudah merasakan beberapa kali panen. Saat dipanen nilai usia tiga bulan, tiap satu kilogram berisi empat sampai lima ikan. “Saat panen perdana hasilnya sudah lebih dari satu ton,” ungkapnya.
Nila dipilih karena dinilai paling mudah dalam perwatannya. Selain itu juga relatif lebih cepat dalam panennya. Menurut dia, warga sebelumnya sudah pernah mencoba beternak tombro, tapi hasilnya tidak sebaik nila.
Warga juga tidak perlu repot mencari pembeli. Itu karena sudah ada bakul yang selalu datang tiap panen. Bahkan, lanjut Mahroji, kelompok juga terbantu karena pembeli membantu menyediakan bibit ikan nila. “Kami diberikan kemudahan, kelompok tinggal mengelola,” tuturnya.
Mahroji mengaku tidak hafal berapa pendapatan yang diperoleh dari hasil panen. Tapi dia menyebut hasilnya bisa digunakan untuk kegiatan sosial dan kas RT. “Juga untuk membeli pelet pakan ikan,” katanya.
Menurut dia hasil itu sudah lebih baik dari sebelumnya, yang warga menggunakan keramba. Inisiatif memelihara ikan di oncoran karena sekaligus untuk mengubah kebiasan dari yang sebelumnya membuang sampah di kali maupun oncoran.
Kesadaran warga juga muncul dengan mau mengubah pembuangan limbah rumah tangga. Sebelumnya limbah rumah tangga juga dialirkan ke oncoran tersebut. “Tapi warga akhirnya sepakat membuat pengolahan limbah, tapi tidak dibuang ke oncoran,” tuturnya.
Dengan menebar bibit ikan nila, warga akhirnya mau menjaganya. Termasuk mempercantik sekitarnya, dengan menambah bambuserta mural di tembok. “Karena muncul keindahan, warga malu membuang sampah di oncoran maupun kali,” jelasnya.
Terkait sampah, diakui Mahroji yang tinggal di depan oncoran, dulu sering menemukan berbagai jenis sampah. Mulai dari kasur, bantal hingga popok. Tapi kini di ujung oncoran, sudah dipasang jaring besi. “Sudah ada petugas dari kelompok untuk memberi pakan dan membersihkan sampah,” paparnya.
Untuk sampah, Mahroji mengaku masih kesulitan untuk mengelolanya. Salah satunya untuk armada yang akan mengangkut sampah. “Harapan kami ada kendaraan operasional untuk mengangkut sampah,” tuturnya.
Kesulitan lain jika memasuki musim kemarau. Saat debit air menurun. Untuk itu kelompok juga mempersiapkan pompa air. Saat ini baru memiliki satu pompa. Harapan lainnya, warga di sana juga memiliki impian bisa menjadi kampung wisata. Untuk itu sudah dikonsep membangun gazebo. “Jembatan dari bambu juga akan diubah ke besi supaya lebih lama,” kata Muhroji yang berada di divisi pengembangan Mina Juliantoro Asri itu.
Arah ke sana sudah dimulai dengan membuka paket wisata. Kelompok membuka paket mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 10 ribu. Yaitu untuk wisatawan yang bisa belajar budi daya ikan hingga memberi makan ikan.
Sebelumnya Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja Sugeng Darmanto menilai upaya yang dilakukan Kelompok Mina Juliantoro Asri tersebut memiliki dampak ekonomi ke warga. Selain dengan panen ikan nila, juga adanya kunjungan wisata.
“Ya harapannya bisa direplikasi di selokan lain. Bisa menambah pendapatan warga,” tuturnya.
Mantan Kepala Bidang Pencatatan Sipil Dindukcapil Kota Jogja itu menyebut yang paling diperhatikan dalam budi daya ikan adalah pasokan air. Termasuk menjaga kualitas air. “Juga harus mengelola limbahnya,” pesan dia. (**/pra/mg2)