JOGJA – Program pengentasan kemiskinan di Kota Jogja dilakukan secara gotong royong. Melalui program Gandeng Gendong. Berbasis di kampung. Di antaranya dengan program Do It Kampung dan kemudian Dodolan Kampung.
Dengan luas wilayah 32,5 kilometer persegi, Kota Jogja total memiliki 170 kampung. Tiap kampung memiliki kekhasan wilayah masing-masing. Itulah yang mendorong Pemkot Jogja, melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Jogja melakukan inovasi melalui Dodolan Kampung.
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat DPMPPA Kota Jogja Retnaningtyas menjelaskan, program tersebut merupakan implementasi dari program Gandeng Gendong, yang turunannya menjadi Do It Kampung.
“Yang berarti apa yang bisa dilakukan oleh kampung dan apa yang kampung bisa hasilkan sehingga bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” katanya kepada Radar Jogja beberapa waktu lalu.
Untuk program Dodolan Kampung, Retna menyebut mempunyai tiga makna. Dengan nama-nama yang mengangkat kearifan lokal pertama. Yaitu Do Dolan Neng Kampung, yang mempunyai arti bermain ke kampung, mengenalkan kampung ke publik dan anak cucu, menghidupkan kampung sebagai sarana silaturahmi. Kedua yaitu Dodolan Kampung berarti menjual seluruh potensi yang berada di kampung baik UMKM maupun wisatanya sehingga memacu kreatifitas kampung. Dan yang ketiga adalah Ngedol Kampung dengan membuat branding kampung sehingga menarik pihak diluar kampung untuk berpartisipasi di kampung.
Retna mengaku Dodolan Kampung, telah dijalankan sejak 2018 akhir. “Jadi setiap Jumat kami punya namanya tim konco kampung yang akan keliling dari kampung ke kampung untuk melihat potensi dari setiap kampung,” ujar Retna.
Tim konco kampung yang dimaksud Retna tersebut, melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Mulai dari asosiasi lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan (LPMK), kecamatan setempat, dan tokoh masyarakat.
“Gabungan tim konco kampung ini yang akan turun ke kampung-kampung untuk melihat potensi-potensi kampung seperti pemberdayaan, pembangunan, peran serta dan kebudayaan masyarakat yang sudah dilakukan,” tuturnya.
Mantan Lurah Rejowinangun Kotagede itu menuturkan kembali dengan adanya potensi-potensi kampung yang sudah dilakukan oleh masyarakat ini akan mempermudah Pemkot untuk memberikan solusi. Termasuk memetakan potensi tiap kampung. Sehingga nantinya program dari OPD yang masuk ke kampung itu bisa tepat sasaran.
“Program-program yang akan dimasukkan di kampung itu pun akan sesuai dengan potensi yang ada di situ. Sehingga yang program masuk tinggal membesarkan kembali,” tuturnya.
Salah satu kampung yang dinilai sudah menjalankan Dodolan Kampung, yaitu di kampung wisata Giwangan. Dilewati aliran Kali Gajah Wong, warga di sana baru saja me-launching kapal wisata Taman Pleretan Tirta Wolulas Kali Gajah Wong.
Hingga saat ini, Retna yang juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Kecamatan Tegalrejo itu mengaku tim konco kampung sudah mendatangi 15 kampung. Dari jumlah 170 kampung dan 45 Kelurahan di Kota Jogja, dirinya manargetkan 45 kampung yang akan dikunjungi selama 2019 ini.
Jadwal kunjungannya dilakukan setiap seminggu sekali. Artinya satu bulan empat kali kunjungan kekampung. “Paling tidak kami membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun untuk melihat semua kampung,” tambahnya.
Menurut dia, untuk operasional tim konco kampung sendiri hasil swadaya. Tidak ada anggaran operasional dari APBD Kota Jogja.”Karena ini memang murni inovasi baru dengan berswadaya,” tutur Retna.
Dari beberapa program yang sudah dilaksanakan tersebut, diklaimnya mampu mengentaskan angka kemiskinan di Kota Jogja. Dari 7.25 persen pada 2018 menurun hingga 6.09 persen sampai dengan awal 2019 ini.
“Harapannya masyarakat bisa berdaya, hidup sejahtera dan bisa menurunkan lagi angka kemiskinan di Kota Jogja,” ujar Retna. (cr15/pra/by)