GUNUNGKIDUL – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIJ bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional di Gunungkidul. Hasilnya, mereka masih menemukan makanan mengandung zat berbahaya yang dijual bebas.

Senin (15/4) mereka melakukan sidak di Pasar Argosari Wonosari. Mereka memariksa dagangan di sejumlah pedagang. Yang menjadi sasaran adalah makanan-makanan yang sering dikonsumsi masyarakat seperti, kerupuk, roti dan makanan lainnya.“Dari 17 bahan makanan yang dicek, tiga di antaranya atau 18 persen positif mengandung zat berbahaya yakni, boraks dan pewarna tekstil,” kata Kepala BBPOM DIJ Rustyawati.

Adapun makanan ataupun bahan makanan yang ditemukan mengandung bahan berbahaya yakni, bleng atau campuran makanan positif mengandung boraks. Kerupuk mengandung pewarna tekstil, serta teri nasi atau teri medan mengandung boraks. “Teri nasi hampir selalu positif dan di mana-mana,” ujarnya.

Atas temuan ini, petugas langsung melakukan pemusnahan. Sementara sanksi kepada penjual hanya penyitaan barang dagangannya. BBPOM juga meakukan penelusuran ke produsen atau distributor. Informasi awal, makanan tersebut berasal dari luar DIJ. “Kami komperehensif dan terus mengedukasi masyarakat,” ucapnya.

Bupati Gunungkidul Badingah yang ikut sidak berharap kepada masyarakat untuk lebih jeli dan teliti kembali dalam mencari dan memilih bahan makanan. Berdasarkan pengalaman dan temuan-temuan sebelumnya, makanan bewarna terang dengan bercak tidak merata positif mengandung pewarna tekstil.“Dari temuan ini kita seharusnya menjadi tahu bagaimana cara memilah dan memilih bahan makanan yang aman dikonsumsi,” kata Badingah.

Menurutnya, pemkab berupaya melakukan pembinaan kepada para pedagang agar menjual bahan makanan sesuai dengan aturan. Ke depan pembinaan dan sosialisasi akan terus diupayakan dengan menggandeng organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. (gun/din/mg4)