GUNUNGKIDUL – Gelombang laut tinggi di Samudera Hindia masih terjadi. Khususnya di wilayah pesisir pantai selatan Gunungkidul. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang tinggi masih terjadi hingga tiga hari ke depan.
Ketinggian gelombang laut diperkirakan antara tiga meter hingga empat meter. Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak 17 April 2019. Diprediksi, keadaan tersebut terjadi hingga Senin (22/4). Biasanya, ketinggian gelombang laut berkisar hingga dua meter saja.
“Gelombang mengalami kenaikan. Tapi bedanya, tahun lalu jangkauannya hingga pasiran pantai. Sekarang, gelombang hanya tinggi di tengah laut. Jangkauan ombak tidak sampai pasiran,” kata Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul, Marjono, Jumat (19/4).
Meski gelombang mengalami kenaikan, hal tersebut belum memengaruhi aktivitas nelayan. Karena mereka tetap melaut mencari ikan.
Bahkan kunjungan wisatawan terlihat meningkat dibanding hari biasa. Efek libur panjang Paskah, menjadi pemicu. “Wisatawan terus berdatangan sejak 17 April 2019, usai Pemilu,” ujar Marjono.
Terkait gelombang tinggi, pihaknya telah memberi pengumuman melalui media sosial (medsos) maupun imbauan langsung kepada pengunjung. Wisatawan diminta hati-hati dan mematuhi arahan Tim SAR.
“Sudah banyak korban berjatuhan, kehati-hatian diperlukan agar liburan menyenangkan,” kata Marjono.
Sementara itu, Ketua Nelayan Pantai Baron, Sumardi mengatakan gelombang tinggi tak memengaruhi aktivitas nelayan. Mereka beraktivitas seperti biasa. Memakai kapal jukung untuk melaut.
“Memang ada kapal rusak. Namun itu karena terdampak banjir beberapa waktu lalu. Bukan karena gelombang tinggi,” kata Sumardi.
Seorang warga Pantai Timang, Purwodadi, Tepus, Yanto mengatakan, gelombang tinggi masih kategori aman. Bahkan sejumlah pengunjung mengabadikan deburan ombak dengan jepretan kamera.
“Tentu pengelola wisata juga standby di lokasi. Menjaga kemanan dan kenyamanan wisatawan,” kata Yanto. (gun/iwa/er)