PURWOREJO – Bisa dibilang sebagai kabupaten di luar DIJ yang paling siap menyambut YIA. Namun kesiapan Purworejo menyambut YIA terkendala akses di jalan nasional. Dibandingkan Kulonprogo, infrastruktur jalan di Purworejo yang menjadi akses utama ke YIA masih memprihatinkan. Lebar jalan terlalu sempit dan bergelombang. Ruas jalan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat itu seolah tak mendukung keberadaan YIA. Lubang jalan masih ada di sana sini. Terutama di sepanjang jalan wilayah Kecamatan Bagelen. Ruas lain di wilayah Kecamatan Purwodadi dan Banyuurip relatif lebih baik, meskipun tidak rata.

Pengguna jalan yang hendak menuju YIA harus ekstra waspada dan sabar. Banyak kendaraan besar yang melintasi kawasan itu. Tak jarang truk-truk melebihi kapasitas memadati jalan nasional di Purworejo pada jam-jam tertentu.

Demikian pula akses jalan dari Stasiun Wojo menuju YIA di wilayah di Temon, Kulonprogo.

Nur Iman, 45, warga Dadirejo, Bagelen, pesimistis jarak tempuh Wojo-YIA tak lebih dari 15 menit. Bisa pun tak bisa setiap saat. Apalagi saat jam-jam sibuk.

“Kalau tidak ada kendaraan lain bisa saja 15 menit. Tapi setiap hari jalan nasional Purworejo sangat ramai. Kendaraan sampai berderet-deret,” beber penjual mi ayam di seberang jalan masuk Stasiun Wojo.

Dalam kondisi sepi pun Nur Iman tak yakin jarak Wojo-YIA bisa ditempuh 15 menit. Jalan berlubang dan bergelombang penyebabnya. Tanpa adanya peningkatan kualitas jalan, kata Nur Iman, niscaya jarak tempuh Wojo-YIA bisa singkat. Terlebih jika Stasiun Wojo sudah beroperasi. Bakal banyak penumpang naik turun kereta. “Sudah pasti bakal terjadi kemacetan panjang. Karena jalan terlalu sempit itu,” katanya.

Dari pantauan Radar Jogja, lebar Jalan Raya Purworejo – Jogjakarta tak lebih dari 7 meter. Terbagi dua lajur untuk jalur cepat. Sangat sulit bagi pengendara untuk saling mendahului (menyalip) kendaraan lain.

Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Purworejo Ngadianto menyatakan, lebar jalan nasional penghubung Purworejo – YIA tak ideal. “Idealnya (lebar, Red) jalan nasional itu antara 9-12 meter, sampai 15 meter,” ungkapnya.

Untuk merealisasikan pelebaran jalan nasional, politikus Partai Keadilan Sejahtera itu mendorong Pemkab Purworejo lebih aktif berkomunikasi dengan pemerintah pusat. Agar segera dilakukan peningkatan kualitas jalan tersebut.

Terpisah, Pejabat Pembuat Komite (PPK) Wangon, Kebumen dan Purworejo, Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah 2 Jawa Tengah Ya’foor Sulaiman menyatakan belum ada rencana melebarkan jalan nasional Purworejo – Jogjakarta. Peningkatan jalan hanya dari Taman Pendowo sampai perbatasan Jawa Tengah-Jogjakarta.

Soal lebar jalan nasional yang terlalu sempit, Ya’foor mengklaim masih layak. “Lebar tujuh meter itu sudah sesuai kebutuhan di lapangan,” dalihnya.

Kendati demikian, dia tak menampik kondisi jalan utama Purworejo-Jogjakarta yang rusak berat. Solusinya, dia menyarankan pengguna jalan tujuan YIA dari Purworejo memanfaatkan jalur pantai selatan (pansela). Ruas jalan ini relatif lebih halus dan lebar. Serta tak begitu padat arus kendaraannya. (udi/yog/by)