PURWOREJO – Stasiun Wojo diproyeksikan sebagai salah satu sarana pendukung transportasi YIA di Purworejo. Proses rehab stasiun tersebut dijadwalkan rampung akhir Maret lalu. Namun, hingga Sabtu (20/4) masih tampak aktivitas pekerja.

Selain itu, akses dari jalan raya menuju stasiun belum tergarap. Kondisi jalan masih berupa tanah uruk campur batu. Di dekat jalan masuk menuju stasiun juga masih berdiri bangunan permukiman penduduk.

Perubahan mencolok ada di bagian depan stasiun. Halaman parkir semakin sisi utara bangunan utama lebih luas. Selain itu, di bagian dalam stasiun sudah terpasang kanopi, baik di sisi selatan dan utara. Di bagian luar sudah terbangun pintu masuk yang dilengkapi loket tiket.

“Memang sudah banyak perubahan di bagian dalam stasiun,” ungkap Tinggal,71, warga RT 2/RW 4 Desa Dadirejo, Bagelen. Tinggal mengaku pernah pernah memasuki kawasan Stasiun Wojo pascarehab.

Tinggal berharap Stasiun Wojo bisa segera difungsikan kembali sebagai fasilitas publik. Seperti puluhan tahun silam. “Dulu stasiun itu kebanggan warga dan menjadi pusat keramaian,” ceritanya.

Keberadaan Stasiun Wojo didukung pasar tradisional yang terletak persis di depannya. Itulah sumber keramaian kawasan stasiun.

Suar stasiun makin surut sejak 1990. Hingga akhirnya tak lagi ada aktivitas penumpang. Sampai saat ini.

Pasar kebanggaan warga Dadirejo pun hilang. Kini di bekas lokasi pasar berdiri gedung Puskemas Dadirejo. (udi/yog/fj)