JOGJA – Yogyakarta International Airport (YIA) memang terletak di wilayah pesisir pantai selatan. Pantai selatan dikenal memiliki embusan angin yang kuat.

Kendati demikian, Sekretaris Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) Muhammad Wasfan menilai kondisi tersebut tidak akan membahayakan aktivitas penerbangan.

Di sisi lain, dia melihat pembangunan bandara sudah melalui riset dan observasi yang matang.

”Observasi dilakukan untuk memahami arah angin di wilayah bandara bisa dilakukan dalam proses yang panjang yaitu sekitar satu sampai lima tahun,” ungkapnya, Kamis (25/4).

Wasfan, yang juga pengajar bidang pengatur lalu lintas udara di STTKD, menambahkan, hasil penelitian dan observasi arah mata angin akan dijadikan pedoman meletakkan landasan pacu (runway) untuk takeoff dan landing pesawat. ”Penelitian arah angin itu untuk menjadi acuan meletakkan landasan. Keputusan arah landasan diambil dari observasi arah mata angin yang dominan,” ungkapnya.

Wasfan menjelaskan, potensi angin laut untuk menghantam lambung pesawat dari samping (crosswind) memang selalu ada. Namun, hal tersebut dapat ditangani dengan meletakkan landasan pacu sesuai dengan arah angin dominan.

Crosswind mungkin terjadi. Kalau YIA, angin datang didominasi dari arah 29 dan 11 derajat maka landasan diletakkan berdasarkan pertimbangan  itu,” jelasnya. (cr16/amd/fj)