JOGJA – Konsep smart city yang sedang dikembangkan Pemkot Jogja, diharapkan bisa dikembangkan tanpa harus membebani keuangan daerah atau zero APBD. Itu yang sudah dilakukan Kota Mataram Nusa Tenggara Barat.

Salah satu bentuknya pembangunan command centre dan smart city room berikut aplikasi atau sistemnya yang sama sekali tidak menggunakan APBD.

Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian (Kominfosan) Mataram I Nyoman Swandiasa mengatakan command center dan smart city room merupakan hibah atau CSR dari salah satu perusahaan menara telekomunikasi.

Seluruh mekanisme hibah atau CSR dari perusahaan termasuk menara telekomunikasi tersebut tetap melalui mekanisme penganggaran. Sehingga tidak langsung dikelola oleh OPD terkait melainkan harus disesuaikan perencanaan serta masuk dalam neraca keuangan daerah.

“Ini juga perlu terus dikawal karena ada beberapa komitmen yang belum berjalan. Seperti pemasangan CCTV di tiap menara telekomunikasi serta aksesoris perkotaan,” katanya saat menerima rombongan Diskominfosan Kota Jogja pekan lalu.

Terdapat 226 menara telekomunikasi di Kota Mataram. Perusahaan yang bergerak di bidang tersebut pun dapat dikolaborasikan dalam mendukung penguatan smart city.

Plt Kepala Diskominfosan Kota Jogja, Tri Hastono, mengatakan Jogja memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Mataram. Terutama persoalan perkotaan yang dialami sebagai kota pendidikan dan tujuan wisata. “Persoalan perkotaan yang dihadapi juga relatif sama,” kata Kelik, sapaanya.

Terkait keberadaan menara telekomunikasi, Kelik mengaku Pemkot Jogja saat ini tengah melakukan upaya penataan. Terutama agar keberadaannya tidak mengganggu estetika tanpa menghilangkan fungsinya dalam mendukung akses informasi publik.

“Tahap awal, kami ingin merapikan fiber optik dalam satu wadah. Kemudian bangunannya juga bisa memanfaatkan tower bersama,” tuturnya. (cr8/pra/zl)