SLEMAN – Keinginan publik Jogjakarta untuk menikmati laga kompetisi saat Ramadan sepertinya akan terealisasi. Sebab, Kapolda DIJ Irjen Pol Ahmad Dofiri memberikan lampu hijau perhelatan sepak bola bisa digelar saat Ramadan. Hanya saja, pelaksanaannya tidak boleh berbenturan dengan waktu ibadah.
Dofiri menyatakan, pertandingan dapat digelar pada malam hari seusai salat Tarawih. “Tidak masalah walau digelar di bulan puasa. Kan waktunya tidak mengganggu ibadah,” kata Dofiri, Senin (29/4).
Mantan Kapolda Banten ini pun meminta kepada publik untuk tidak terlalu khawatir dengan digelarnya kompetisi. Apalagi, terkait dengan situasi keamanan setelah digelarnya pemilihan umum pada 17 April lalu. Dia berharap, dengan kehadiran kompetisi sepak bola dapat mencairkan situasi karena beda pilihan saat Pemilu.
Seperti diketahui Jogjakarta, sebagai provinsi dengan luasan paling kecil di pulau Jawa memiliki tiga klub. Masing-masing klub memiliki basis massa yang cukup fanatik. Belum lagi, musim ini diperkirakan keberadaan Jogjakarta semakin semarak dengan kehadiran tim-tim dari luar yang bakal bermarkas di Jogkarta. Sebut saja Kalteng Putra dan Persipura Jayapura yang telah memastikan menggunakan stadion di Jogjakarta.
Ada juga klub asal Semarang, PSIS yang sepertinya akan kembali menggunakan Stadion Sultan Agung Bantul untuk kompetisi Liga 1 musim ini. Ini seperti halnya musim 2018 lalu karena belum selesainya renovasi kandang mereka, Stadion Jatidiri Semarang.
Liga 1 sendiri dijadwalkan akan digelar pada 15 Mei mendatang. Itu artinya, laga digelar bertepatan dengan Ramadan. Di laga perdana PSS Sleman bertandang ke kandang PSM Makassar dan di laga kedua menjamu Persija Jakarta di Stadion Maguwoharjo.
Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantara tak mempersoalkan waktu dan siapa lawan yang akan dihadapi di awal musim ini. Menurutnya, hal tersebut menjadi tantangan bagi timnya dalam menghadapi Liga 1. “Kami sudah mempersiapkan tim. Jadi kapan dan siapa lawan harus dihadapi,” kata Seto. (bhn/din/by)