SLEMAN – Rekapitulasi perolehan suara hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 tingkat kabupaten memang belum final. Kendati demikian, komposisi kursi DPRD Sleman sudah bisa ditebak. Berdasarkan hasil rekapitulasi suara tingkat kecamatan.

PDI Perjuangan kembali berjaya. Perolehan kursi partai berlambang banteng moncong putih ini terus bertambah sejak Pileg 2009. Kala itu PDI Perjuangan membukukan 10 kursi. Lalu pada Pileg 2014 naik menjadi 12 kursi. Dan kini bertambah lagi menjadi 15 kursi.

“Memang dari awal kami mentargetkan 15 kursi dan ternyata bisa tercapai,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Sleman Koeswanto, Rabu (1/5).

Pertarungan perebutan kursi parlemen Sleman memang cukup dinamis. Wajah-wajah lama masih mampu mengamankan kursi mereka. Sementara belasan petahana lainnya diprediksi tumbang.

Dari sembilan partai politik (parpol) yang memiliki wakil di DPRD Sleman periode 2014-2019, hanya Demokrat yang tak mampu meloloskan kadernya untuk lima tahun ke depan.

Adapun delapan parpol yang mendapatkan kursi di parlemen Sleman lima tahun ke depan, antara lain: PDI Perjuangan, PAN, Gerindra, PKS, PKB, PPP, Golkar, dan Nasdem.

PDI Perjuangan mampu mengamankan dua kursi di enam daerah pemilihan (dapil). Tambahan amunisi baru didapat di dapil 2 (Kecamatan Pakem, Cangkringan, Ngaglik), dapil 3 (Prambanan, Kalasan, Ngemplak), dan dapil 4 (Depok, Berbah). Di dua dapil tersebut PDI Perjuangan mendapatkan tiga kursi. Sedangkan di dapil 1, 5, dan 6 masing-masing dua kursi. Sehingga total 15 kursi.

Tiga muka baru PDI Perjuangan adalah Gani Sadat, B. Ari Murti, Benedicte Rury Tyas Pramuri, Dedie Kusuma, dan Susilo Nugroho. Sedangkan petahana yang tumbang adalah Dwi Yoga Mashinta (dapil 2) dan Sunarto (dapil 4).

Selain PDI Perjuangan, ada dua partai yang sebelumnya tak diprediksi bakal mendapat tambahan kursi. Yakni Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Golkar yang pada periode lalu mendapat empat kursi, kini bertambah menjadi lima. Dari lima kursi tersebut hanya Sukamto yang merupakan petahana. Sedangkan satu kader Golkar dari dapil 3 Prasetyo Budi Utomo diprediksi tak lolos. Sedangkan kader dapil 4 Suwarno tak lagi maju sebagai caleg. Posisinya digantikan sang anak, Guntur Yoga Purnawan, yang berhasil melenggang ke parlemen. Sementara seorang kader lagi, Ari Wicaksono Putro tak lagi menjadi caleg DPRD Sleman. Dia bertarung di level provinsi.

Sedangkan satu kursi tambahan milik PKB diraih Ani Martanti di dapil 2. Perolehan suaranya menggenapkan jumlah kursi PKB menjadi enam. Dari yang sebelumnya lima kursi. Ani adalah pendatang baru. Dia istri Kepala Desa Wukirsari, Cangkringan Fuad Jauhari Ludfi. Kehadiran ani menggeser satu kursi milik PPP yang di periode ini diduduki Nuryanta.

Selain PKB, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bertahan di perolehan enam kursi. Sedangkan Gerindra turun dari tujuh kursi menjadi enam.

Sekretaris DPD PAN Sleman Arif Kurniawan optimistis masih mampu menambah satu kursi di dapil 3. Bersaing dengan PPP. Belakangan Radar Jogja mendapat informasi, satu kursi itu berhasil disabet kader PPP Ngadiman.

“Yang jelas PAN sudah dapat enam kursi. Sama seperti periode sebelumnya,” kata Arif.

PAN memiliki tiga wajah baru yang menggeser petahana sesama kader partai.

Mereka adalah Raudi Akmal dari dapil 1 (Sleman, Turi, Tempel). Putra bungsu Bupati Sleman Sri Purnomo itu menggeser Aris Suranto. Lalu Abdul Kadir, yang juga adik ipar Sri Purnomo, mampu menggeser Inoki Azmi Purnomo di dapil 2. Kemudian Ardi di dapil 4 menggeser Nuril Hanifah.

Menurut Arif,  penghitungan suara model sainte lague murni membuat partai dengan jumlah suara besar bisa meraup banyak kursi. Di sisi lain, partai medioker bisa mencuri satu kursi berdasarkan jumlah suara sah partai.

Terpisah, Sekretaris DPC Partai Gerindra Sleman M.Arif Priyosusanto mengakui perolehan kursi partainya mengalami penurunan. “Ada tiga pendatang baru dan tiga petahana. Perbandingan perempuan dan laki-laki 50:50,” katanya.

Pendatang baru Gerindra adalah Happy Briliant Srikandy (dapil 2), Tri Mulia Wijayanti (dapil 3), dan Shodiqul Qiyar (dapil 6: Minggir, Seyegan, Godean, Moyudan). Qiyar bisa dibilang pendatang baru wajah lama. Sebab, dia pernah menjabat anggota DPRD Sleman periode 2009-2014 lewat Partai Demokrasi Pembaruan (PDP). Sedangkan tiga petahana adalah Sukaptana (dapil 1), Arif Priyosusanto (dapil 4), dan Dara Ayu Suharto (dapil 5: Mlati, Gamping).

Penurunan jumlah kursi dewan juga terjadi di Partai Nasdem. Dari lima menjadi hanya tiga kursi. Hanya dua petahana yang mampu bertahan. Yakni Surana (dapil 3) dan Ismi Sutarti (dapil 5). Seorang lagi pendatang baru Suharyono dari dapil 6. Sedangkan dua petahana yang bakal lengser adalah Danang Sulistya Haryana (dapil 1) dan Sukarjo (dapil 2).

Perolehan kursi PPP juga menurun. Dari empat menjadi tiga. Dua di antaranya petahana, yakni Untung Basuki Rahmat (dapil 6) dan Fika Chusnul Chotimah (dapil 5). Tambahan satu kursi oleh pendatang baru di dapil 3 Ngadiman. Sedangkan petahana yang lengser adalah Nuryanta (dapil 2) dan Iffah Nugrahani (dapil 4). “Iya (saya, Red) gak dapat kursi,” ucap Nuryanta yang dihubungi lewat pesan WhatsApp.

Sementara itu, data yang diperoleh Radar Jogja, petahana PKS yang kembali lolos ke parlemen Sleman adalah Agus Riyanto (dapil 1),  Yani Fathu Rahman (dapil 2), dan Hasto Karyantoro (dapil 5). Sedangkan satu dari tiga lainnya adalah Muh Zuhdan (dapil 6). “Tunggu hasil rekapan KPU saja, Mas,” ujar Hasto Karyantoro saat dikonfirmasi Radar Jogja. Penetapan hasil rekapitulasi suara Pileg 2019 dijadwalkan 22 Mei mendatang.

Ketua DPD PKS Sleman itu enggan membocorkan kadernya yang lolos ke parlemen untuk periode 2019-2024. Dari penelusuran Radar Jogja diperoleh informasi, kader PKS dari dapil 3 yang berpeluang lolos ke parlemen adalah Abdul Hakim. Dia adalah pendatang baru. Sementara di dapil 4 M.Agus Mas’udi. Gus Ud, sapaannya, adalah pendatang baru wajah lama. Dia pernah menjabat anggota DPRD Sleman periode 2009-2014. (har/yog/rg)