BANTUL – Seorang warga Panggungharjo, Sewon, Bantul, mengeluh sulitnya mendapatkan sekolah yang mau menampung siswa pindahan. Refnila Asra, 18 tahun, warga Padang, Sumbar kesulitan mencari sekolah. Karena terkendala kurikulum berbeda.

”Iya, mencari sekolah itu sulit. Tidak semua sekolah mau menerima,” keluh Nila kepada Radar Jogja, Rabu (8/5).

Dia mengaku, sudah mendatangi beberapa SMA. Baik negeri maupun swasta. Namun ditolak, lantaran beda kurikulum.

Refnila tadinya bersekolah di SMA Islam Raudhatul Jannah di Kota Payakumbuh, Sumbar. Pada 2018 dia memutuskan pindah ke Jogja bersama saudaranya.

”Saya ingin melanjutkan ke kelas 12. Tapi kebanyakan sekolah di sini menetapkan kurikulum 2013,” ungkapnya. Sekolahnya menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dia berharap segera mendapatkan sekolah yang diminatinya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Isdarmoko mengatakan, tidak semua sekolah dapat menerima siswa pindahan. Rata-rata menerapkan kurikulum K-13. Mata pelajarannya berbeda dengan KTSP.

Ada sekolah di Bantul yang masih menggunakan KTSP. Sebagian besar sekolah swasta. ”Di Bantul ini masih ada beberapa yang menerapkan kurikulum lama. Coba ke SMAN 17 Bantul, PGRI, ataupun SMA Patria,” kata Isdarmoko. (cr6/iwa/rg)