SLEMAN – Banyak yang tak menyadari minoxidil berbahaya jika digunakan dalam jangka panjang. Sebagai solusinya, lima mahasiswa UNY tawarkan bonggol pisang.

SEVTIA EKA N, Sleman

Pernahkah Anda membayangkan bahwa bonggol pisang yang ada di sekitar rumah memiliki kandungan bermanfaat? Ya, bonggol pisang yang banyak terbuang sia-sia setelah diambil buahnya itu ternyata punya kandungan antrakunion.

”Kandungan ini dapat digunakan sebagai pengganti zat minoxidil pada hair tonic sintetik,” jelas Fahayu Priristia, mahasiswi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (8/5).

Fahayu bersama An Nisa Nur Halimah, Shilvi Woro Satiti, Annisa Fitria dan Larasati Nindya Ismana memanfaatkan zat antrakunion sebagai bahan hair tonic. Mahasiswi-mahasiswi UNY dari beberapa program pendidikan ini terdorong dengan banyaknya bonggol pisang yang tak termanfaatkan. Banyak yang terbuang sia-sia.

Padahal, kata Fahayu, kandungan dalam bonggol pisang menjadi solusi ampuh perawatan rambut secara alami. Dan, hair tonic di pasaran mengandung minoxidil dan finasteride.

”Kedua kandungan itu memungkinkan terjadinya penyakit nyeri, miopati, dan ejakulasi dini bila digunakan dalam jangka panjang,” lanjutnya.

“Nama produk kami Nevair Tonic (Banana Weevil Hair Tonic),” celetuk Shilvi Woro Satiti.

Bersama rekan-rekannya, mahasiswi Program Pendidikan Kimia ini sengaja memilih hair tonic. Pertimbangannya, kesehatan dan keindahan rambut saat ini sebagai penunjang penampilan. Terutama oleh kaum hawa. Apalagi, proses membuat hair tonic alami cukup mudah. Bahan-bahannya juga mudah didapat. Sebut saja, botol, bonggol pisang, alkohol, natrium metabisulfit, propilen glikon, propil paraben, akuades, label, pewangi, menthol, dan kardus kemasan.

”Dalam proses produksi, larutan hair tonic dibagi menjadi dua tahap. Yakni, pembuatan ekstrak air bonggol pisang dan pembuatan hair tonic,” ucap Shilvi menyebut di antara proses pembuatan hair tonic.

Dengan rinci, Shilvi menyebut satu per satu proses pembuatan ekstrak air bonggol pisang. Yang harus dilakukan kali pertama adalah membersihkan bonggol pisang. Lalu, dipotong dan dihancurkan. Setelah itu disaring dengan kertas saring.

”Lalu, dipanaskan pada suhu 90 derajat selama 10 menit. Kemudian, difiltrasi dan diperoleh ekstrak air bonggol pisang,” ucapnya.

Bagaimana dengan pembuatan hair tonic? Caranya, larutkan natrium metabisulfit dan bonggol pisang dalam akuades. Komposisi ini disebut dengan larutan A. Kemudian, campurkan larutan A dan larutan B. Larutan ini berupa ptopil paraben dan menthol etanol yang telah dilarutkan. Serta tambahkan propilen glikol sedikit demi sedikit, lalu di-homogen-kan. Hair tonic siap dikemas dalam botol.

Menurut Shilvi, hair tonic alami ini telah melewati pengujian, sehingga aman dan efektif sebagai solusi rambut rontok dan ketombe. Itu jika dari aspek kesehatan.

Dari aspek ekonomi, Shilvi optimitis memiliki potensi untuk dikembangkan dan diproduksi lanjut dalam jangka panjang. Lantaran suplai bonggol pisang melimpah.

Berkat karya ini, mereka berhasil mendapat dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan Tahun 2019. (zam)