SLEMAN – Pemilu serentak 2019 ini menjadi pengalaman baru bagi anggota Kepolisian. Selain dinamika selama masa kampanye hingga pencoblosan, mereka juga harus terus siaga selama proses rekapitulasi berjenjang. Apalagi tahap rekapitulasi tahun ini berbarengan dengan bulan Ramadan.
LATIFA NURINA A, Sleman
Apel pagi, setiap pukul 08.00, menjadi agenda rutin petugas Kepolisian yang menjaga proses rekapitulasi suara tingkat provinsi DIY di di Jogja Expo Center (JEC), Bantul. Selama 24 jam, hingga pukul 08.00 keesokan harinya para petugas harus berjaga di JEC. Sebelum besoknya diganti dengan personil yang lain.
Diawali dengan apel di halaman JEC dan pergantian regu. Setelah itu pembagian area pengamanan. Waktu tidak bertugas itu menjadi waktu yang berharga untuk pulang, beristirahat di rumah maupun di barak. Meski ketika tidak bertugas bisa pulang, sistem 24 jam mengharuskan mereka datang ke lokasi ketika dibutuhkan.
“Dibilang lelah ya lelah, cuma kita melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab,” kata Karo Operasi Polda DIY Kombes Pol Hermansyah saat ditemui Radar Jogja di kantornya, Kamis (9/5).
Sebagai manusia biasa, dia mengakui, pastinya petugas yang berjaga juga merasakan kejenuhan. Untuk mengatasinya, Herman mengatakan biasanya handphone menjadi andalan para petugas, “Tapi tetap waspada, tidak boleh main HP terus,” ujarnya.
Pengalaman baru, karena hari pertama bulan Ramadan (6/5), datang bersamaan dengan dimulainya rekapitulasi surat suara Pemilu 2019 KPU DIY, yang digelar di JEC. Tak ada tim khusus untuk memfasilitasi kebutuhan logistik seperti dapur umum. Mereka telah diberi uang saku yang disebut uang operasi. Setiap anggota pasukan harus mencari sendiri kebutuhan logistiknya dengan uang operasi tersebut.
Termasuk untuk makan sahur dan berbuka bagi yang berpuasa. Selain itu, meski bertugas, tidak membuat mereka yang ingin beribadah di bulan suci ini terhambat. Herman mengatakan, shalat tarawih pun tetap dijalankan beberapa anggotanya. “Gantian-gantian kalau tarawih, pokoknya tetap bisa tapi bergantian,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Herman, memang ada laporan terkait petugas yang kecapekan dan sakit, namun tidak sampai masuk rumah sakit atau sakit berat. Pihaknya berusaha terus memberi semangat, dengan menekankan bahwa tugas polisi adalah pengamanan dan pelayanan. Pemikiran bahwa pengamanan memang tugas pokok kepolisian, lanjut dia, sudah ditanamkan sejak awal menjadi anggota kepolisian. Kegiatan tersebut harus terlaksana dengan lancar, aman, dan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dia menilai anggotanya sangat bersyukur, jika melihat kondisi lapangan di kepulauan lain yang tingkat kesulitannya tinggi. Misalnya tidak adanya kendaraan komersial dari pulau ke pulau, atau berjalan kaki melewati lembah dan sungai. “Jadi motivasi, bahwa teman-teman di tempat lain lebih sulit, seberat apapun kondisi kita tidak akan menyaingi kesulitan mereka,” ungkap Hermansyah yang sebelumnya menjabat Karo Ops Polda Banten ini.
Dia mengklaim, pengamanan yang dilakukan anak buahnya, sejak dari kampanye, pemungutan suara, hingga rekapitulasi hasil suara berjalan cukup aman dan lancar. Menurut dia sejak 23 Oktober 2018 polri melaksanakan pengamanan dengan membentuk operasi kepolisian terpusat, dengan sandi operasi Mantab Brata atau Mantap Brata Progo untuk wilayah DIY. Dengan melibatkan anggota Polri sejumlah 6.688 orang, TNI 1.600 orang, dan petugas linmas 30.203 orang. Hingga penghitungan rekapitulasi suara tingkat provinsi sekarang, Polda DIY mengerahkan kekuatan 425 personelnya. Terdiri dari berbagai usia, mulai dari 20 tahunan hingga 50 tahunan. “Sejak 17 April, belum ada kejadian yang menonjol, Jogja ini relatif aman,” jelasnya.
Hermansyah menjelaskan, rekapitulasi hasil suara untuk Kulonprogo dan Gunungkidul telah selesai di hari pertama. Disusul Kota Jogja dan Bantul di hari ketiga (8/5). Sedangkan hari ini (10/5) diperkirakan rekapitulasi suara wilayah Sleman juga selesai. Dia bersama anak buahnya akan terus bertugas hingga semua proses tahapan pemilu selesai.“Tetap semangat, ini kerja nasional, jaga kekompakan TNI, Polri, jaga netralitas, dan waspadai pihak-pihak yg ingin mengganggu pelaksanaan setiap tahapan dr pemilu,” pesannya. (pra/by)