GUNUNGKIDUL – Pariwisata Libur Lebaran Gunungkidul mengalami penurunan. Terbukti dari perbandingan data dua tahun terakhir. Terjadi penurunan jumlah pengunjung yang signifikan.

Menurut Kasi Pengembangan Dinas Pariwisata Gunungkidul, Supartono, Libur Lebaran 2019 jumlah pengunjung turun drastis. Berbeda jauh dengan Libur Lebaran 2018.

“Mungkin disebabkan masa libur lebaran yang pendek. Berdampak pada minimnya jumlah wisatawan” kata Supartono (12/6).

Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata penyumbang terbesarnya dari wisata pantai. Belakangan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan warning gelombang tinggi.

“Sejak 5 Juni hingga 9 Juni 2019 jumlah pengunjung 225.874 orang. Turun 75.359 orang dibanding 2018. Tahun lalu, kunjungan mencapai 301.233 orang,” ungkap Supartono.

Dalam waktu lima hari tersebut, jumlah PAD 2019 hanya Rp 1,7 miliar. Sementara tahun lalu, Rp 2,4 miliar. Meski sudah melampaui target, penurunan jumlah pengunjung tersebut menjadi keprihatinan.

“Target dari Dinas Pariwisata selama lima hari Libur Lebaran, 172 ribu pengunjung. Dengan PAD Rp 1,3 miliar. Terealisasi Rp 1,7 miliar,” kata Supartono.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hari Sukmono mengatakan, penurunan jumlah pengunjung paling terasa di zona utara. Pendapatan desa wisata pada musim libur lebaran tahun ini tidak maksimal.

“Tentu penurunan jumlah pengunjung menjadi bahan evaluasi bagi kami. Menjadi catatan penting,” kata Hari.

Dia berkomitmen meningkatkan kinerja. Salah satunya memaksimalkan potensi wisata serta terus membuka destinasi baru. Untuk mendongkrak PAD maupun jumlah kunjungan.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Gunungkidul, Edi Susilo menyoroti capaian PAD wisata Libur Lebaran 2019. Dia berharap menjadi bahan evaluasi untuk capaian kinerja serta pengembangan sektor wisata yang lebih baik.

“Kalau terus begini, pengembangan wisata Gunungkidul berjalan mundur,” kata Edi. (gun/iwa/er)