GUNUNGKIDUL – Daftar panjang kasus bunuh diri mendorong para pemangku kepentingan di Gunungkidul merumuskan metode pendekatan baru. Pemkab, polres, psikiatri, bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) berupaya menekan tingginya angka kasus bunuh diri. Caranya dengan merekrut ibu rumah tangga sebagai agen pencegahan bunuh diri.
“Ada ratusan ibu-ibu rumah tangga yang direkrut. Mereka dari seluruh kecamatan,” jelas Ida Rochmawati, psikiatri RSUD Wonosari, Senin (1/7).
Ibu-ibu rumah tangga ini tidak sekadar direkrut. Mereka dibekali berbagai pengetahuan perihal bunuh diri sekaligus penyebabnya. Juga diajari cara berkomunikasi dengan orang berisiko bunuh diri dan keluarganya.
”Juga dibekali konseling,” ujarnya.
Berbagai pengetahuan itu, Ida menegaskan sangat penting. Sebab, kebutuhan orang berisiko bunuh diri berbeda-beda. Sebagian ada yang hanya membutuhkan didengarkan isi curahan hatinya. Kendati begitu, Ida mengingatkan, pendekatan dengan orang berisiko bunuh diri dan keluarganya mensyaratkan beberapa hal. Di antaranya menaruh respek, empati, dan humble.
”Ketika orang sedang putus asa, kemudian kita berucap, ’sabar-sabar’, sesungguhnya itu kalimat yang tidak diharapkan,” kata Ida menggambarkan salah satu cara berkomunikasi yang keliru.
Di tempat yang sama, Sigit Wage Dhaksinarga, relawan LSM Inti Mata Jiwa (Imaji) menyebut ada tiga kriteria orang yang berisiko bunuh diri. Yakni, lanjut usia hidup sendiri, orang dengan gangguan jiwa, dan mereka yang pernah melakukan percobaan bunuh diri.
”Orang bunuh diri itu tidak ingin mati, tapi dia ingin melepaskan beban hidup,” katanya.
Berdasar data Imaji, ada 34 kasus bunuh diri di Bumi Handayani sepanjang 2018. Sedangkan semester pertama 2019 sebanyak 18 orang. Sigit optimistis perekrutan ibu rumah tangga sebagai agen pencegah mampu meminimalisasi angka bunuh diri.
”Karena mereka (ibu-ibu rumah tangga, Red) yang paling mengerti tentang apa yang terjadi dilingkungan,” ujarnya.
Terpisah, Kasubag Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan Bagian Kesra Setda Gunungkidul Siti Badriyah mengatakan, perekrutan agen pencegahan sebagai salah satu bentuk komitmen pemkab mengurangi risiko bunuh diri. (gun/zam/fj)