JOGJA – Sebanyak 2.400 burung baik burung Cucakrowo, Kacer, Branjangan, Anis Merah, Anis Kembang, dan lainnya memadati Lapangan Denggung Sleman pada Minggu (30/6). Mereka datang untuk mengikuti Lomba Seni Suara Burung Berkicau Pakualam Cup ke -7.

Kegiatan ini diselenggarakan Dinas Pariwisata DIY bersama dengan Pelestari Burung Indonesia (PBI). Untuk memberikan wadah bagi penggemar burung berkicau sekaligus untuk meningkatkan atraksi wisata bagi masyarakat.

Dalam acara tersebut, dilakukan pemberian trofi piala Paku Alam Cup dari perwakilan Kadipaten Pakualaman Kepada Dinas Pariwisata yang diteruskan kepada Ketua PBI Pusat Bagiya Rakhmadi. Kemudian diserahkan kembali kepada H.Astono selaku ketua PBI cabang Bantul dan ketua pelaksana Muhammad Syamsul Hadi.

Perlombaan seni suara burung berkicau Pakualam Cup yang ke-7 kalinya ini juga memberikan penghargaan kepada para penangkar burung yang sudah berhasil mengembangkan penangkaran dengan baik.

Ketua pelaksana Muhammad Syamsul Hadi mengatakan, pada perlombaan kali ini kelas yang dilombakan cukup banyak.

“Perlombaan pada kelas unggul yang banyak diminati oleh penangkar burung yakni kelas Murai Batu Ring, Anis Kembang Ring, Cucak Rowo Ring dan Kacer Ring. Disetiap kelasnya, lima juara yang tertinggi akan mendapatkan nomor peserta pada perlombaan burung berkicau Piala Raja September mendatang,” ujar Syamsul.

Lebih lanjut Syamsul menuturkan, para peserta berasal dari Kalimantan, Sumatera, Padang, Lampung, Lombok, Bali, Madura, Jember, Lumajang, Probolinggo, Malang, Surabaya, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, maupun Jogjakarta. Pada perlombaan ini pihaknya tetap mengedepankan konservasi dimana burung yang dilombakan berasal dari penangkaran.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY Marlina Handayani berharap perlombaan seni suara burung berkicau tidak hanya diselenggarakan di Sleman saja. Akan tetapi dapat dilaksanakan di kabupaten lain di DIY sebagai pemerataan multiplier effect dari perlombaan burung berkicau.

“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke DIY dan lama tinggal wisatawan. Efek dari acara ini tidak hanya dirasakan penggemar burung berkicau saja namun juga dapat dirasakan oleh masyarakat yang berkecimpung dalam kepariwisataan, seperti hotel, homestay, pedagang maupun lainnya,” tutur Marlina. (*/a1/pra/er)