JOGJA – PSIM Jogja memiliki masa jeda yang cukup panjang sebelum menghadapi PSBS Biak di Stadion Sultan Agung (SSA), Minggu ( 14/7) mendatang. Waktu jeda tersebut akan dimanfaatkan manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap anjloknya performa Laskar Mataram- julukan PSIM Jogja di dua pertandingan terakhir.

Manajer PSIM  Jogja Effendi Syahpura berpandangan hasil minor yang dialami Ichsan Pratama dkk bisa jadi disebabkan persoalan komunikasi  dalam  tim. Sebab, apa yang diistruksikan oleh pelatih berbeda dengan yang diterapkan par a pemain di lapangan. Untuk itu jajaran manajemen tetap akan mencari titik temu untuk memecahkan persoalan tersebut.”Tapi ini tidak bisa dijadikan pembenaran. Karena kekalahan tetap saja kekalahan,” kata Effendi Kamis (4/7).

Terkait dengan desakan mundur terhadap pelatih Vladimir Vujovic, dia menjelaskan ada pada ranah investor. Namun yang pasti, manajemen tetap akan melakukan evaluasi secara menyeluruh atas raihan hasil minor ini. Dia cukup yakin hasil negatif Laskar Mataram di tiga pertemuan ini bisa segera diperbaiki. Sebab berkaca pada musim lalu, PSIM Jogja pun mengantongi hasil kurang memuaskan saat mengawali Liga 2 musim lalu dengan mengantongi sekali kalah dan dua kali seri.

Setelah mengarungi jadwal padat, skuad PSIM Jogja diliburkan hingga 6 Juli mendatang. Libur tersebut dimaksudkan untuk recovery fisik para pemain. Hal itu memang bisa dimaklumi. Sebab selama 10 hari skuad Laskar Mataram menjalani tiga laga pertandingan. Dari tiga laga yang dilakoni skuad Naga Jawa – julukan PSIM lainnya hanya mengantongi tiga poin saja. ”Headcoach merasa perlu memberi libur, untuk menghindari kejenuhan. Apalagi, anak-anak juga butuh recovery, setelah menjalani jadwal padat,” katanya.

Dengan waktu libur yang diberikan harapanya para pemain bisa kembali dalam kondisi yang lebih bugar. Termasuk kondisi mental pemain. Sedangkan Vlado mengaku sejauh ini telah memberikan arahan baik meski sejauh ini ada kendala pada dirinya dalam hal berbahasa Indonesia. Namun, dia meyakini keterbatasan berbahasa Indonesia darinya bukan menjadi suatu masalah. ”Saya berbicara dan asisten yang menerjemahkan cukup baik,” jelas pelatih berdarah Montenegro itu. (bhn/din/by)