Purnatugas menjadi pelindung negara, Joko Purwadi, kini fokus mengabdi sebagai Ketua Yayasan Penyandang Cacat Mandiri. Banyak hal yang berbeda dari menjadi tentara. Tapi semua dipelajarinya untuk melayani penyandang disabilitas.
IWAN NURWANTO, Bantul
Bergabung mulai awal tahun 2014, sosok pria ramah ini ingin menjadikan yayasan tersebut lebih maju. Tujuannya agar para penyandang disabilitas yang ada di Jogjakarta terus mendapatkan penghasilan untuk menafkahi keluarganya.
Joko adalah seorang purnawirawan TNI yang dulunya bertugas di Kalimantan Timur. Pria 60 tahun ini berkantor di gedung serbaguna yang beralamat di Jalan Parangtritis Bantul Km 7, Sewon, Bantul. Sebagai Ketua Yayasan Penyandang Cacat Mandiri.
Ditemui di kantornya belum lama ini, Joko menceritakan alasanya bergabung dengan yayasan tersebut. Yaitu berdasar pada kepedulian terhadap para penyandang disabilitas. Yang kebanyakan mereka merasa minder saat harus menghadapi relaita kehidupan.”Di sini kami mencoba membantu mereka menemukan rasa percaya diri. Untuk bisa terus berusaha dan berkarya lebih bagus,” ujarnya.
Aktivitas didalam gedung tersebut, tak terlepas dari upaya pemajuan para pemyadang disabilatas. Seperti pemberian lapangan pekerjaan, kegiatan sosial hingga keagamaan. Ya, di gedung yayasan tersebut memang terlihat berbagai aktivitas pekerjaan. Mulai dari pembuatan produk kayu, merajut kursi anyaman, hingga membuat speaker handphone alami yang terbuat dari bambu.
Namun, untuk produk yang paling diandalkan adalah hasil produk olahan kayu berupa mainan kayu yang dipasarkan hampir di seluruh Jogjakarta. Hasil tangan yang berupa mainan untuk anak-anak usia dini ini, salah satu yang sempat menjadi penggerak roda ekonomi di yayasan tersebut.
Selain itu di tempat tersebut adapula showroom hasil karya para pekerja di Yayasan Penyandang Cacat Mandiri. Tentunya, kesemuanya merupakan hasil tangan para penyandang disabiltas.
Tapi mereka masih terkendala pemasaran. Mulai dari persaingan harga yang sengit, hingga jumlah produsen serupa yang semakin banyak. Tetapi dia tetap yakin bahwa rejeki akan selalu ada, nyatanya mesin-mesin pun juga masih menyala. Kedepannya, Joko ingin mengembangkan model pemasaran online.”Sedangkan saat ini, untuk promosi kami mengandalkan relasi. Serta menitipkan (produk) di outlet-outlet yang mau membantu,” imbuh dia. (pra/zl)