SLEMAN – Tantangan yang dihadapi oleh Polda DIY semakin hari semakin berat. Karena perilaku masyarakat mulai berkembang dan semakin cerdas. Oleh karenanya Polda DIY dituntut agar bisa berkembang mengikuti zaman.

Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI). Itu menjadi salah satu dasar dibentuknya Command Center. Yaitu sebuah fasilitas yang dirancang khusus untuk memaksimalkan TI.

Command Center tersebut terintegrasi dengan sistem online. Selain itu, bisa memantau pergerakan masyarakat melalui closed circuit television (CCTV) dengan resolusi yang tinggi. “Luar biasa. Jumlah kendaraan, wajah orang bisa langsung ketahuan,” ujar Kapolda DIY Irjen Pol Ahmad Dofiri.

Sistem CCTV yang ada di Command Center itu, kata dia, diharapkan bisa memberikan kenyamanan kepada masyarakat. Sebab, dengan kecanggihan sistem tersebut kasus keiminal seperti klithih, vandalisme, atau kasus lain bisa diketahui dan segera ditindak. “Ini canggih, bisa mendeteksi wajah orang lalu mencari data orang itu dan identitas pelaku bisa diketahui,” bebernya.

Adanya sistem ini, juga diharapkan bisa memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan. Pasalnya, CCTV tersebut ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu. “Nantinya juga ditempatkan di lokasi-lokasi vital,” ungkapnya.

Saat ini, di lingkungan Polda DIY sudah terpasang 24 CCTV. Di antaranya enam CCTV milik Polda DIY sudah dipasang di titik nol dan simpang tiga UIN.

Mantan Kapolresta Jogja itu berharap, pemerintah kota dapat menambah CCTV-nya yang kemudian dapat diintegrasikan di command center ini. Saat ini CCTV yang dimiliki Pemkot Jogja sendiri berjumlah 25 titik. Rencananya ke depannya akan ditambah menjadi 200 CCTV.

Dia menilai dengan semakin banyaknya CCTV yang terkoneksi maka akan semakin mudah untuk mendeteksi pergerakan yang ada di DIY. Termasuk dalam pengungkapan kasus. “Pengungkapan kasus bisa diungkap melalui keberadaan CCTV. Memang sangat efektif untuk pencegahan dan pengungkapan kasus,” paparnya.

Paur Jaringan Komunikasi Bid TIK Polda DIY AKP Parliska Febri Hanoto menambahkan teknologi ini dapat menghitung kendaraan secara otomatis melalui fitur vehicle accounting. Piranti ini memiliki resolusi tinggi, dan mampu mendeteksi objek dengan jelas hingga jarak dua kilometer. Ada juga fitur face recognition yang dapat digunakan untuk mengenali wajah seseorang.

Parliska menjelaskan Command Center yang sudah berdiri sejak awal 2019 ini telah membantu kepolisian dalam mengungkap berbagai macam kasus. Mulai dari kasus kejahatan, mendeteksi kendaraan yang hilang hingga keluhan parkir sembarangan.

Tak hanya sampai itu saja, petugas juga dapat memantau keluhan masyarakat dari media sosial. Pasalnya kecenderungan masyarakat saat ini sering membuat keluhan di media sosial. “Di sini ada patroli cyber, jadi kalau ada keluhan segera diketahui dan petugas terdekat akan segera menangani,” jelasnya.

Untuk laporan masyarakat bisa dengan langsung menelepon di 110. Dari situ bisa diketahui lokasi penelepon. “Masyarakat juga bisa menyampaikan laporan melalui media sosial yang dikelola Polda DIY. Kami akan memberikan pelayanan terbaik ke masyarakat,” tuturnya. (har/pra/by)