JOGJA – Karjo mengaku hanya bisa pasrah jika nantinya sirip-sirip jalan di kawasan Malioboro akan disterilkan. Termasuk dari aktivitas PKL dan parkir. “Kalau nanti steril gimana seperti kami ini petugas parkir gak ada income,” kata juru parkir (jukir) itu dengan nada pasrah.

Dia mengaku sudah hampir 30 tahun mengais rezeki dengan membuka parkir di Jalan Pajeksan. Setiap pagi pukul 07.00 sampai 14.00 Karjo berganti shift dengan temannya. Meski penghasilannya diaku tidak banyak, tapi tempat itu menjadi lokasi turun temurun dan satu-satunya pekerjaan yang ia bisa kerjakan. “Kami ini hanya orang kecil mbokya jangan tega dengan kami,” katanya lagi.

Sedang salah satu PKL di Jalan Pajeksan, Ari menilai kawasan jalan di bagian sirip itu justru tidak macet, macetpun karena kendaraan parkir. “Kalau di sini itu keliatan padatnya kan karena parkir mobil sama motor,” tuturnya.

Ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Perhubungan Kota Jogja Agus Arif Nugroho mengaku, untuk sementara parkir di beberapa sirip jalan di Malioboro masih dipertahankan. Termasuk yang di Jalan Pajeksan, Suryatmajan dan Perwakilan yang memang diperbolehkan untuk parkir mobil. “Untuk sementara masih boleh, (Jalan Suryatmajan hingga ke Jalan Pajeksan) kan juga hanya untuk crossing,” tuturnya saat dikonfirmasi tadi malam.

Sedang di sirip jalan Malioboro lainnya, seperti di Jalan Dagen dan Sosrowijaya, mantan Camat Gondomanan itu menegaskan merupakan kawasan larangan parkir. “Memang tidak ada izin parkir di badan jalan untuk kawasan Sosrowijayan dan Dagen. Karena jalannya saja sudah sempit. Kalau ditambah kendaraan pasti tambah lagi, imbasnya macet,” jelasnya.

Sementara itu Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengkaji kemungkinan penambahan lahan parkir sementara. Fokusnya adalah sejumlah lahan kosong di kawasan Jalan Bhayangkara.

“Ini jadi kajian kedepan untuk memanfaatkan lahan lama yang belum digunakan. Statusnya ada pemilik tapi masih kosong belum ada bangunan. Sehingga bisa menampung kendaraan dari sisi barat,” katanya. (cr15/dwi/pra/by)