SLEMAN – Proyek pekerjaan saluran drainase di Simpang Empat MM UGM dikeluhkan pengguna jalan (27/7). Penyebabnya, karena dianggap sebagai biang kemacetan panjang. Apalagi saat jam padat kendaraan pagi dan sore.

Salah seorang pengendara, Arif Budiman, 28, mengaku harus antre sekitar 20 menit untuk bisa lepas dari simpang empat tersebut. Kemacetan terjadi karena minimnya rambu. “Rambunya tidak ada, rekayasa lalu lintas juga kacau,” kesal Arif.

Tidak adanya rekayasa lalu lintas yang jelas, membuat kendaraan dari utara dan dari barat menumpuk. Dari arah utara penumpukan kendaraan hingga 300 meter. Penumpukan juga terjadi dari arah barat.

“Simpang tersebut hanya bisa dilalui satu kendaraan, sedangkan volume kendaraan padat. Kalau seperti ini ya ribet, apalagi di Kentungan juga ada proyek underpass,” keluh Arif.

Dewan Peneliti, Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM Dr Ir Arif Wismadi MSc menjelaskan proyek di Simpang Empat MM UGM berimplikasi pada arus lalu lintas. Dibutuhkan rambu yang jelas.

“Selain petunjuk arah, harus ada petugas yang mengatur lalu lintas saat jam-jam padat,” saran Arif.

Salah satu rekayasa lalu lintas yang bisa diterapkan dengan menambah lajur kendaraan pada sisi selatan Selokan Mataram. Sehingga bisa memecah kepadatan lalu lintas dari barat.

“Sebenarnya dengan adanya dua ruas di sisi timur dan barat, yaitu di utara dan selatan selokan, mestinya jalan yang satu arah di sisi selatan bisa dibuat dua arah. Dengan adanya enam ruas di simpang tersebut, alternatif pengalihannya bisa bertahap dan bergantian,” tuturnya.

Kendati berdampak pada kemacetan, dia melihat pembangunan drainase di Simpang MM UGM bersifat mendesak. Sebab ada problem yang berulang setiap musim hujan, yaitu munculnya genangan air.

“Dikarenakan muka jalan lebih rendah dari muka air saat terjadi limpasan yang tinggi,” jelasnya.

Dia meminta pekerjaan drainase segera diselesaikan. Agar lalu lintas kembali lancar. Juga problem air yang menggenang teratasi.

“Apalagi volume kendaraan di Jalan Kaliurang sedang berkurang seiring konstruksi underpass Kentungan. Artinya kontruksi drainase ini juga harus diselesaikan segera sebelum musim penghujan,” pintanya.

Pantauan Radar Jogja, saat jam padat, hanya ada satu petugas yang mengatur lalu lintas. Jalan yang bisa digunakan oleh kendaraan untuk melintas hanya selebar satu mobil. Siangnya, Simpang MM UGM ditutup. Kendaraan diharuskan memutar. (har/iwa/fj)