SLEMAN – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2019, Sleman dipenuhi pedagang bendera. Memanfaatkan trotoar, keuntungan yang bisa mereka dapat hingga Rp 10 juta.
Salah seorang penjual bendera, Dedi Alpiansyah, 38, warga Garut, Jawa Barat, mengaku sudah sejak 27 Juli 2019 tiba di Sleman. Dia tidak sendiri. Datang bersama puluhan rekannya datang ke Jogjakarta.
“Setiap tahun saya jualan bendera. Bahkan ada teman yang jualan bendera sampai luar Jawa,” ujar Dedi Jumat.
Pria yang sudah hampir sepuluh tahun berjualan bendera menjelang pitulasan tersebut mengatakan jika sedang beruntung, bisa membawa pulang uang hingga Rp 10 juta. Namun jika sepi, uang untuk makan pun tidak ada.
“Tahun lalu sepi, mau pulang Jawa Barat sulit. Makan aja saya cuma minta jambu warga,” ungkap Dedi.
Tahun ini, hampir setiap hari dia mampu menjual bendera. Jumlah yang dijual bervariasi. Kalau mujur, sehari bisa menjual hingga puluhan bendera. “Yang penting setiap hari ada yang laku,” harap Dedi.
Bendera yang dia jual jenisnya beragam. Umbul-umbul ukuran kecil hingga besar, bendera merah putih ukuran kecil hingga besar, serta atribut untuk pitulasan lainnya. Harganya mulai Rp 15 ribu hingga Rp 50 ribu.
Semua bendera itu diproduksi di Garut. Mayoritas penjual bendera berasal dari Jawa Barat. Sebab di Jawa Barat ada satu kampung yang semuanya berjualan bendera.
Biasanya ada satu pemilik modal, yang lainnya disebar untuk menjualkan. “Kalau agustusan seperti ini pemilik modal ada yang sampai menggadaikan kendaraan dan rumah untuk modal memproduksi bendera,” kata Dedi.
Hampir setiap kali berjualan bendera, dia memilih lokasi yang sama. Yaitu di Jalan Kaliurang KM 7 Sleman. Tepat di pinggir jalan depan kopleks Gereja Katolik Keluarga Kudus Banteng. Jarak antara dagangannya dengan badan jalan tidak sampai satu meter.
Dia mengakui jika hal itu berbahaya bagi pengendara. Juga berbahaya untuk pembeli yang berhenti membeli. Sebab, lalu lintas di Jalan Kaliurang sangat padat. “Tapi ya demi mencari rezeki, kalau ada yang beli saya minta kendaraannya dipinggirkan,” ujar Dedi.
Sementara itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sleman belum memberikan perhatian khusus terkait maraknya penjual bendera musiman di trotoar tersebut. Termasuk belum menerbitkan imbauan untuk para penjual bendera agar tidak mepet jalan.
“Belum ada imbauan seperti itu,” kata Kasi Ops Trantib Satpol PP Sleman Sri Madu. (har/iwa/rg)