SLEMAN – Salah satu syarat agar bisa menghuni rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Sleman adalah warga yang ber-KTP Sleman. Namun, pada praktiknya masih ada masyarakat luar Sleman yang menempati.

Kepala UPTD Rusunawa Sleman Panut Suharto mengatakan masih ada penghuni rusunawa Sleman dari luar daerah. Sebab, aturan penghuni rusunawa harus ber-KTP Sleman baru diterapkan pada 2018 lalu. “Tapi jumlahnya tidak banyak,” kata Panut Selasa (6/8).

Pihaknya sudah mengeluarkan beberapa penghuni yang terindikasi dari luar daerah. Mereka tinggal di Rusunawa Jongke dan Rusunawa Dabag.

Pihaknya juga terus melakukan pendataan penghuni Rusunawa untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan Rusunawa. “Saat ini kami menunggu hasil pendataan. Mereka yang luar daerah kami tunggu sampai habis kontrak,” jelas Panut.

Untuk mencegah penyalahgunaan Rusunawa pihaknya telah memberlakukan persyaratan ketat. Mulai dokumen hingga cara pembayaran dengan nontunai. Kemudian secara periodik pihaknya juga melakukan sidak (inspeksi mendadak).

Namun, dengan cara pencegahan seperti itu belum terlalu efektif. Sebab masih ada temuan. Menurutnya, masyarakat sudah pandai. Oleh karenanya masih ada beberapa masyarakat yang memindah tangan unit Rusunawa. “Yang kira-kira mencurigakan dan tidak sesuai dengan berkas saat pendaftaran akan kami keluarkan,” tegas Panut.

Di Sleman ada lima Rusunawa yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Sleman. Yaitu Rusunawa Jongke, Dabag, Manggung, Gemawang 1, dan Gemawang 2. Tingkat keterhuniannya sudah sampai 90 persen. “Mayoritas pasangan muda yang menghuni,” jelasnya.

Harga sewa Rusunawa juga berpengaruh terhadap membludaknya peminat. Per bulannya sekitar Rp 160 ribu hingga Rp 417 ribu. Apalagi jangka waktu sewa rusunawa bisa diperpanjang hingga lima tahun. Atau maksimal enam tahun. Syaratnya harus ber-KTP Sleman, termasuk dalam kategori MBR dan sudah berkeluarga.

Kasi Perumahan Formal Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Perukiman (DPUPKP) Sleman Muhammad Nurrochmawardi menjelaskan antrean untuk bisa menghuni rusunawa sangat banyak. Jumlahnya ratusan. Oleh karenanya pihaknya terus melakukan pembenahan.

“Kami terus lakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana Rusunawa secara berkala,” kata Muhammad. (har/iwa/by)