JOGJA – PSIM Jogja telah pulang ke rumah sendiri, Stadion Mandala Krida. Kembalinya Laskar Mataram- julukan PSIM Jogja- ke markasnya sendiri ini ditandai dengan kemenangan 2-0 atas Martapura FC, Kamis (8/8). Sebanyak 18.000 pasang mata menjadi saksi kembalinya atmosfer dan aura Stadion Mandala Krida.
Ya, Mandala Krida yang kini berpenampilan baru lebih megah dan menterang, mengembalikan lagi antusiasme dan harapan para pecinta sepak bola.
Atmosfer Stadion Mandala Krida memberikan aura positif bagi PSIM Jogja. Tim berjuluk Laskar Mataram itu menang 2-0 saat menjamu Martapura FC, Kamis (8/8). Dua gol PSIM Jogja dicetak Aditya Putra Dewa pada menit ke-24. Selang satu menit kemudian Cristian Gonzales menambah sebiji gol lagi.
Menanggapi hasil tersebut, Aji Santoso mengaku sangat bersyukur. Dia mengatakan sangat nervous lantaran untuk kali pertama PSIM kembali bermain di Stadion Mandala Krida. “Sangat luar biasa dukungan suporter yang hadir,” ujarnya.
Diakui Aji, atmosfer Mandala Krida memang benar-benar membuat timnya termotivasi. Aji membeberkan salah satu kunci kemenangan timnya adalah bermain dengan pressing tinggi. Meski begitu, di laga selanjutnya Aji akan terus mengevaluasi kepada anak asuhnya. “Saya tekankan agar anak-anak bermain dengan enjoy di setiap laga,” kata pelatih 49 tahun itu.
Ya, bermain di “rumah” barunya, PSIM tampil dengan kepercayaan diri yang tinggi. Terlebih mereka mendapat dukungan langsung oleh ribuan suporternya. Dalam laga Kamis, Anak asuh Aji Santoso itu langsung berinisiatif menyerang sejak babak pertama. Antarlini pun terlihat hidup.
Benar saja, PSIM unggul melalui free kick Aditya Putra Dewa pada menit ke-24. Selang satu menit Cristian Gonzales sukses menggandakan keunggulan Laskar Mataram usai memanfaatkan kesalahan penjaga gawang Martapura FC Ali Budi Raharjo yang gagal menangkap bola dengan sempurna.
Pertandingan berjalan cukup keras. Bahkan laga sempat terhenti selama delapan menit lantaran pemain Martapura FC melakukan protes keras atas kepemimpinan wasit Sance Lawita. Tim asal Kalimantan Selatan itu menganggap sebelum terjadinya gol kedua, Cristian Gonzales lebih dulu melakukan pelanggaran terhadap penjaga gawangnya.
Memasuki paruh kedua PSIM langsung tancap gas. Bomber gaek Cristian Gonzales tercatat tiga kali peluang yang masih bisa diamankan kiper Martapura FC. Pressing tinggi pun sering dilakukan anak-anak PSIM untuk merepotkan Ardan dkk.
Di sisi lain, sebetulnya Martapura FC tak bermain buruk. Anak asuh Frans Sinatra Huwae itu beberapa kali menciptakan peluang yang membahayakan gawang PSIM. Namun, berkat solidnya lini pertahanan Laskar Mataram membuat pemain Martapura FC gigit jari. Tak ada gol tercipta pada babak kedua. Skor bertahan 2-0 untuk keunggulan PSIM.
Frans Sinatra Huwae menyesalkan keputusan wasit yang dinilai berat sebelah. Kepemimpinan wasit belum layak memimpin laga besar di Liga 2. Meski begitu, Frans menerima kekalahan timnya atas PSIM Jogja. (cr18/din/rg)