JOGJA – Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas digadang-gadang menjadi ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2019-2024. Permaisuri Sultan Hamengku Buwono X itu dinilai berpengalaman dan punya jam terbang untuk memimpin DPD lima tahun ke depan.
Ratu Hemas adalah anggota DPD RI terpilih asal DIJ. Menjabat wakil ketua DPD selama dua periode. Ibu lima putri ini telah empat kali terpilih menjadi senator mewakili DIJ. Persentase suaranya terbanyak di daerah pemilihan dari seluruh provinsi di Indonesia. ”Saya ini sudah pasti pilih Ibu jadi ketua. Permintaan saya cuma satu. Ibu rajin turun ke daerah,” ujar Habib Said Abdurrahman Albaghaits saat bersilaturahmi dengan Ratu Hemas di kediamannya Keraton Kilen kompleks Keraton Jogja akhir pekan lalu.
Habib, sapaan akrabnya, merupakan anggota terpilih DPD periode 2019-2024 dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah. Dikatakan, tantangan utama DPD adalah menjawab pertanyaan masyarakat. Selama ini publik belum merasakan manfaat terhadap keberadaan DPD. Lembaga DPD masih dipandang lemah oleh masyarakat. Bahkan tidak terdengar. Habib mengajak semua kekurangan itu secepatnya diperbaiki. Kelembagaan DPD harus diperkuat. Ke depan ketua DPD RI harus rajin turun ke daerah.
”Saya ini pegang amanat dari masyarakat. Banyak yang memilih saya sehingga amanat itu harus memberikan manfaat,” tuturnya.
Menjawab harapan itu, Ratu Hemas mengatakan, kegiatan turun langsung ke masyarakat sudah terbiasa dilakukan. ”Saya terbiasa turun ke daerah, Pak Habib. Insyaallah harapan Pak Habib terkabulkan,” tutur Hemas.
Habib terpilih menjadi anggota DPD RI dengan suara 92.221. Dia berada peringkat ketiga dari empat calon senator asal Kalimantan Tengah. Dia mengaku awalnya tak percaya bisa terpilih. Dia kampanye didampingi dua hingga tiga orangh temannya. Habib mengetuk dari satu pintu ke pintu rumah warga lainnya.
Dia hanya memberikan kartu nama. Saat menyapa warga, dia sering ditolak Kepada merela yang menolak, dia berpesan tidak minta dipilih. ”Saya hanya minta didoakan,” cerita Habib.
Mungkin karena banyak yang mendoakan, lanjut Habib, dirinya bisa terpilih. Dengan nada merendah Habis mengaku hanya tukang es kelapa. ”Alhamdulillah. Habis mau bagaimana lagi. Saya nggak ada uang buat kampanye hebat-hebat,” ujarnya.
Meski mengaku tukang es kelapa, pria kelahiran Banjarmasih, 24 Juli 1968 itu merupakan kakak kandung Wakil Gubernur Kalimantan Tengah,Habib Said Ismail Albaghaits. Kendati adiknya seorang pejabat, Habib menegaskan selama kampanye tidak meminta bantuan sang adik. ”Saya jalan sendiri saja,” cerita Habib. (kus/ila)