RADAR JOGJA – Terharu. Berulang kali Penanggung jawab Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) Haidar Alwi menyebut kata itu saat dimintai tanggapannya saat penyerahan santunan 1.000 anak yatim dan dhuafa di DIJ, Minggu (1/9).
Haidar mengaku terharu DIJ masih menjadi tonggak pluralisme di Indonesia. “Lihat saja, santunan untuk anak yatim diberikan untuk anak dari berbagai daerah, suku apapun. Dari agama apapun. Jogja luar biasa, susah bicara saking senangnya,” ujarnya usai penyerahan santunan kepada 1.000 anak yatim dan dhuafa serta doa lintas agama di Gedung Wana Bhaktiyasa Jogja.
Dia menyebut Jogja diberkahi, sejak dari dulu, untuk menjadi tonggak pluralisme serta menjaga bangsa Indonesia dari serbuan radikalisme. Itu juga dibuktikan dengan doa lintas agama untuk menunjukkan Indonesia yang beragam.“Indonesia yang plural ini harus dijaga bersama. Masyarakat harus bersatu menghadang radikalisme,” ujar pria yang disebut akan menjadi Menteri BUMN itu.
Tak lupa dia juga mengomentari kasus di Papua. Haidar meminta semua warga di Papua untuk tidak mau diadu domba. Menurutnya, saat ini bersama-sama membangun Papua. Haidar menyebut, Presiden Jokowi sudah memulainya dengan penerapan satu harga BBM di Papua.“Pembangunan di Papua juga masif, kalau terus terjadi perpecahan yang rugi warga Papua. Kalau Papua rugi, Indonesia ikut rugi,” pesannya.
Haidar juga meminta aparat untuk bertindak tegas. Termasuk dalam aksi persekusi. Menurut dia, Gubernur Jawa Timur sudah meminta maaf dan saatnya mengawal proses hukum. “Yang bersalah, siapapun harus ditindak,” tegasnya.
Karena itu, Haidar kembali mengajak seluruh warga Papua untuk bersatu padu kembali membangun Papua dan Indonesia. “Tak ada lagi anarkis, tak ada lagi persekusi. Saatnya bersatu untuk majunya Indonesia,” ajaknya. (*/naf/pra)