RADAR JOGJA – Akademi Kesejahteraan Sosial AKK (AKS-AKK) Yogyakarta menggelar Stadium General Prodi Tata Boga, di Kampus AKS-AKK, di Sorosutan, Jogja, Kamis (19/9). Mengangkat tema “Menggali Potensi Kuliner Melalui AKS-AKK Culinary Art (ACA) Menuju Chef Profesional”.
Dengan moderator Pembantu Direktur 1 Bidang Akademik AKS-AKK Nur Wahyuni SPd MPd. Dihadiri oleh seluruh mahasiswa Prodi Tata Boga.
Direktur AKS-AKK Dra Prihatin Saraswati MA menyampaikan, kegiatan ini guna memantapkan kembali persepsi mahasiswa jika chef adalah profesi yang menjanjikan di era revolusi industri 4.0. Menyikapi tren tersebut, AKS-AKK menyelenggarakan Konsentrasi Peminatan Program Profesi Chef untuk mahasiswa semester 5 dan 6.
Kurikulumnya berbeda dengan yang reguler. OJT atau intership (magang) di hotel berbintang 5, di dalam maupun di luar negeri. Pilihannya bisa di Florida (AS), Singapura, Thailand, Malaysia, dan negara lain yang memiliki industri pariwisata maju. “AKS-AKK sudah memiliki kerjasama MoU dengan STPBI Bali dan Bali Duta Mandiri,” ujarnya.
Saraswati melanjutkan, tenaga pengajar diambil dari chef hotel berbintang. Di bawah supervisi langsung President Indonesian Chef Association (ICA) Henry Alexi Bloem.
Setelah lulus akan mendapat Ijazah, Sertifikasi Kompetensi dari BNSP, dan Member ICA sehingga sudah berhak mendapatkan sebutan chef. “Tujuan peminatan ini tidak lain adalah agar SDM Boga Indonesia bisa bersaing dengan SDM dari negara lain di industri kuliner. Selesai magang, mahasiswa akan membawa sejumlah uang yang tidak sedikit,” ungkapnya.
Chef Dodik Prakoso Eko Hery Suwandojo SSTPar MM CHE memotivasi mahasiswa bahwa menjadi seorang Chef, karirnya terbuka lebar. Tinggal usaha yang keras untuk mewujudkannya, dengan kurikulum pembelajaran yang benar, dan disupervisi oleh ahli yang profesional.
Ketua BPD ICA DIY dan Executive Chef Hotel Sahid Raya Babarsari Chef Anton Yanwar Susilo menjelaskan Chef adalah seni sekaligus profesi yang memang sedang ngehits saat ini, tapi untuk meraihnya, tidak bisa secara instan. (*/pra)