FILM ini cocok sekali dianggap sebagai tontonan seru buat nonton bareng (nobar) malam hari. Nggak perlu perkenalan cerita yang berlama-lama. Ia langsung pasang kuda-kuda untuk menggedor dan berniat membuat penontonnya bebas kantuk.
Kisahnya tentang satu pasangan muda yang baru saja menikah. Di malam pertama pernikahan yang seharusnya panas membara, si cewek yang baru masuk di keluarga cowoknya yang tajir melintir diminta untuk ikut ”perpeloncoan” keluarga dalam bentuk permainan, yang mana mereka klaim sebagai ritual tradisi keluarga. Tak disangka, yang dihadapi ternyata permainan maut.
Bagiku yang paling menggemaskan dari film ini adalah ia sedikit membawa aura film-nya Jordan Peele (Get Out, Us) tentang aura misteri di belakang keanehan-keanehan lingkaran sosial atau komunitas baru. Bedanya, film ini bersikap masa bodoh terhadap suntikan isu politik praktis. Fokusnya adalah menjaga ketegangan supaya penonton geregetan sambil terpojokkan di sudut bangkunya.
Keseruan deg-deg-serr berselang celetukan komedi hitam dalam adegan petak umpat pada film ini cukup berhasil membuat saya terbawa ke wahana esktrem taman ria tanpa perlu berpanas-panas diri. Liukan demi liukan sensasi nyaris kenanya tersusun rapi.
Sadiskah? Mayan gregetlah. Bagusnya karena kesadisan yang dibeberkan rata-rata tak semenggelikan presentasi dalam seri Final Destination karena percampuran antara adegan brutal dan konteks plotnya berjalan mulus. Dan yang terpenting, nggak maksa.
Memang, film ini cukup seru, tapi sayang sekali tak tersisa faktor wow dari segi misteri dan akhir plot yang ada. Adrenalin yang telah cukup terpompa jadi lekas kembali bertekanan normal. Membuat penonton merasa sekadar puas hanya dengan sekali menunggangi wahana ini saja. (ila)
*Penulis adalah penggemar film dalam negeri dan penikmat The Chemical Brothers yang bermukim di Jogja Utara