RADAR JOGJA – Selain UGM, rektor kampus Universitas Sanata Dharma juga mengeluarkan pernyataan sikap terkait seruan aksi #GejayanMemanggil. Kampus yang juga berlokasi di Jalan Affandi tidak mendukung aksi tersebut karena dinilai tidak jelas penanggungjawabnya.

Rektor USD Eka Johanes Eka Priyatma kepada wartawan mengatakan, surat tersebut dikeluarkan Minggu malam sekitar jam 23.40. Pertimbangannya, karena pihaknya tidak memiliki keyakinan bahwa kegiatan tersebut murni penyampaian aspirasi.

”Kami dapat informasi kegiatan ini mempunyai agenda besar, ditumpangi kepentingan politik praktis. Karena kami tidak yakin maka langkah yang paling aman adalah kami tidak tidak terlibat dan tidak mendukung,” katanya.

Selain itu yang kedua, sebagai perguruan tinggi dari komunitas akademik, pihaknya menilai konsen terhadap hal tersebut sebaiknya dilakukan menggunakan cara sesuai dengan kapasitas dan jatidiri perguruan tinggi.

”Ketiga, sejauh kami ikuti, gerakan ini akan diikuti masa besar, ujungnya akan menimbulkan kerugian besar karena bermuara pada dilanggarnya ketertiban. Resiko kerusakan menimbulkan ketakutan dan kegiatan masyarakat terganggu. Kami tidak setuju Jogja dan kampus mengalami situasi seperti itu,” lanjutnya.

Selain pihak rektorat, akhirnya BEM USD juga menindaklanjuti repsosn dari pimpinan. Pihak rektorat dan BEM selama satu jam lebih melakukan diskusi sebelum surat dikeluarkan. Hal itu agar keputusan dipahami konteksnya, dimengerti maksudnya dan dipahami konsekuensinya.

”Kalau ada mahasiswa yang mengikuti berarti akan terikat pada hukum publik, yang diatur kemanan dan UU. Keterlibatan tidak bersifat institusional atas nama pribadi. Kami tidak punya kapasitas menjangkau sekian ribu mahasiswa yang kami miliki. Kami sudah mengambil kebijakan dan keputusan seperti edaran yang beredar,” tuturnya. (riz/ila)