RADAR JOGJA – Bunga krisan menjadi primadona. Bunga ini selalu menghiasi dekorasi di acara pernikahan, bucket, dan bunga papan. Tak hanya pasar lokal dan nasional, di pasar ekspor krisan juga tinggi. Utamanya di pasar Jepang.
Saat ini Jepang merupakan pengimpor krisan terbesar di Asia. Dilansir dari jawapos.com, kebun krisan milik Ketut Suwarjana di Desa Sukamanah, Megamendung, Bandung.
Dia mengungkapkan, pasar ekspor krisan terutama Jepang tiap bulan terus mengalami peningkatan. Dalam hitungan per minggu, permintaan Jepang terhadap bunga krisan mencapai 10 ribu tangkai.
Dia pun optimistis mampu membidik Jepang. Waktu mengirimkan sampai setiap produk harus bebas dari hama dan penyakit, daun halus dan tidak ada bercak. Berbeda dengan pasar lokal yang mengendaki bunga mekar saat dipanen, pasar Jepang justru menghendaki bunga dalam keadaan masih kuncup. Kriteria tersebut menguntungkan karena dengan demikian dirinya dapat menanam empat kali dalam setahun.
”Penjualan dalam bentuk kuncup menguntungkan saya. Saya bisa tanam lebih banyak. Selain menghemat biaya pemeliharaan, bunga lebih terjamin dari serangan hama dan penyakit,” jelas ketua kelompok tani Swastika Jaya.
Rencana ke depan, dia akan melakukan perluasan tanam untuk bisa memenuhi permintaan pasar ekspor ke Jepang. Sebab, saat ini baru sanggup menyediakan sekitar empat ribu tangkai.
Dihubungi terpisah, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian Liferdi Lukman mengatakan, pihaknya akan terus mendorong pengembangan kawasan Krisan berorientasi ekspor. Ekspor krisan ke Jepang sepanjang Januari-Juli 2019 mencapai 16,4 ton senilai US$ 250.841 atau sekitar Rp 3,5 miliar. (jpc/ila)