RADAR JOGJA – Penggunaan teknologi informasi seperti internet diharapkan berdampak positif bagi pengembangan ekosistem ekonomi digital. Dengan latar belakang itu, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) DIY bekerja sama dengan Jogja Media Net (JMN) meluncurkan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) berbasis digital.
Eko Indarto dari JMN mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan dapat membentuk komunitas digital UMKM di DIY. “Misalnya kelompok batik, topeng, wayang dan lainnya,” kata Eko kemarin (14/10).
Di samping itu, ada pemasaran dan penjualan secara online. “Jangan sampai di era internet ini tidak ada transformasi pelaku UMKM Jogja berbasis digital,” ungkapnya. Ada sebanyak 51 kelompok UMKM mengikuti kegiatan tersebut.
Setiap kelompok terdiri atas 20 hingga 100 UMKM. Sejak mengikuti pelatihan dan pendampingan itu, produktivitas dan penjualan UMKM terus meningkat. Dia memberikan ilustrasi jika sebelum pelatihan yang dihasilkan antara 2-3 produk per hari. Kini meningkat menjadi 9-10 setiap harinya. “Dampak positif lainnya pangsa pasar yang dijangkau semakin luas,” ungkap dia.
Dikatakan, tujuan kegiatan itu untuk mewujudkan ekosistem ekonomi UMKM berbasis digital. Utamanya adalah peningkatan ekonomi. Dampak lainnya membantu mengurangi angka kemiskinan di DIY. “Keluaran lain yang diharapkan seberapa banyak nantinya UMKM yang menggunakan internet dalam pengembangan usahanya,” tuturnya.
Pelatihan itu juga menyasar seberapa banyak pelaku UMKM yang mendapatkan akses internet. Setelah itu berapa jumlah konten yang mereka hasilkan. “Apakah di web, Instagram atau YouTube. Semua bisa,” ujarnya.
Eko memberikan ilustrasi UMKM di kawasan destinasi wisata lebih optimal melakukan promosi di YouTube. Mereka dapat mengenalkan berbagai produknya ke khalayak. Dari catatan Eko, sejak pelatihan digelar Juni 2019 lalu, beberapa pelaku UMKM sudah terampil membuat konten. “Baik video atau media promosi lainnya,” katanya.
Dia juga memberikan contoh pelaku UMKM batik di daerah wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Jumlah pesanan batik meningkat drastis. Dari semula 1000 naik menjadi 2500 batik per bulan. Pemasarannya tidak sebatas di Jawa. Namun meluas ke luar pulau. Bahkan beberapa negara di mancanegara. “ Jadi mengenalkan Jogja lebih luas,” jelasnya.
Jumlah UMKM di DIY di atas 90 ribu pelaku usaha. Pelatihan itu belum menjangkau semua pelaku UMKM. Dikatakan bila Pemda DIY dengan kegiatan semacam itu, maka pelatihan dan pendampingan perlu diperluas.
Juga ditingkatkan secara kuantitas maupun kualitas. Di samping itu, ada pelatihan penguatan produk. Misalnya packaging dengan baik. “Kegiatannya harus keroyokan,” sarannya. (riz/kus)