RADAR JOGJA – Terik matahari di atas kompleks Candi Prambanan tidak menyurutkan niat ratusan umat Hindu untuk datang ke Lapangan Wisnu Mandala, Selasa (12/11). Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Ada yang dari Jakarta, Jawa Tengah, bahkan ada juga umat dari Tengger, Jawa Timur.
Ratusan umat itu tengah melangsungkan ritual abhiseka. Yakni upacara pensucian dan peringatan diresmikannya Candi Prambanan oleh Rakai Pikatan Dyah Seladu pada Wualung Gunung Sang Wiku atau tahun 856 M. Juga untuk menandai puncak kekuasaan kerajaan Mataram Kuna. “Ini kali pertama abhiseka dilaksanakan setelah 1.163 tahun,” ujar pantia Ritual Abhiseka Made Astra Tanaya.
Pria 77 tahun ini menuturkan, sebelumnya tidak pernah ada ritual keagamaan seperti ini. Namun setelah ditemukannya satu prasasti yang berisi tentang tanggal pendirian Candi Prambanan yakni 12 November 856 M dan ritual yang menyertainya, umat Hindu lantas menggelar abhiseka. “Jadi inti abhiseka ini memperingati pendirian Candi Prambanan,” bebernya.
Dia menceritakan, biasanya umat Hindu hanya memperingati Tawur Agung di lokasi yang sama. Sebagai salah satu upacara untuk mensucikan manusia dan alam semesta. Namun dengan adanya abhiseka, Candi Prambanan pun turut disucikan.
Menurutnya, setiap ritual yang dilakukan oleh umat Hindu memiliki makna mendalam. Apalagi dengan keberadaan Candi Prambanan yang menjadi pusat energi umat Hindu. “Abhiseka ini merupakan upacara yang mendasar,” terangnya.
Made Astra yang juga Koordinator Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) DIJ ini mengungkapkan, kondisi Candi Prambanan setelah Mataram Hindu pindah ke Jawa Timur, kondisi candi menjadi “terbengkalai”. Ditambah lagi adanya letusan Gunung Merapi yang mengubur candi. “Baru beberapa ratus tahun ini mulai terawat,” terangnya.
Oleh sebab itu, abhiseka menjadi salah satu titik balik untuk mengembalikan energi. Kekuatan itulah yang nantinya berimbas pada manusia dan alam. “Jadi abhiseke ini untuk menguatkan energi dan getaran itu,” ungkapn Made.
Ritual abhiseke telah dilakukan sejak Sabtu (9/11) dan puncak upacara dilakukan kemarin. Rangkaian acara yakni matur piuning sebagai tanda kulonuwun kepada leluhur Prambanan bahwa akan diadakan upacara abhiseka.
Selanjutnya ada arak-arakan api abadi Mrapen dan tirta dari 11 mata air yang berada di sekitar Candi Prambanan. Arak-arakan itu dimulai dari Candi Boko, kemudian dilakukan ritual sembahyang dan pradaksina di Lapangan Wisnu Mandala.
Kemudian, pada acara puncak diadakan ritual pembersihan Candi Prambanan dengan menggunakan sesaji yang disebutkan dalam 25 prasasti masa Mataram Hindu, kemudian diarak menuju halaman candi.
Umat lantas melakukan Ritual Manusuk Sima yang merupakan hasil kajian dari Prasasti Masa Mataram Kuna dan diakhiri dengan penampilan Sendratari “Siwagrha” yang menceritakan rekontruksi prasasti Candi Prambanan.
Made Astra menuturkan, tahun depan upacara ini akan rutin dilakukan. “Supaya kekuatan atau energi ini terus ada, karena nanti berimbas kepada umat,” tegasnya. (har/laz)