RADAR JOGJA – Pasukan elite milik Kepolisian, satuan Brigade Mobil (Brimob), memperingatan Hari Ulang Tahun ke-74 Kamis (14/11). Momentum HUT Brimob menjadi momen refleksi yang pas. Termasuk keberadaan Satbrimob Polda DIY yang memegang peranan penting dalam menjaga kondusivitas di Jogjakarta.
Wakapolda DIY Brigjen Polisi Karyoto menuturkan peran Brimob sangatlah penting. Tak hanya sekadar menjaga kondusivitas tapi juga hubungan sosial dalam masyarakat. Bagaimana menjaga komunikasi dan interaksi selama bertugas di Jogjakarta.
“Perannya memang krusial, tapi tidak hanya saat ada konflik sosial dan nasional saja. Pendekatan-pendekatan humanis juga perlu dijaga. Terutama di Jogjakarta, tentu berbeda dan istimewa,” jelasnya ditemui usai perayaan HUT ke 74 Brimob di Mako Satbrimob Polda DIY Baciro, Kamis (14/11).
Jenderal polisi bintang satu ini punmengakui jumlah personel Brimob di Jogjakarta jauh dari kata ideal. Khusus untuk Jogjakarta jumlah personel ideal mencapai 2.400 personel. Sementara untuk saat ini Satbrimob Polda DIY baru memiliki 1.200 personel.
Untungnya jumlah ini terbantu dengan karakteristik warga Jogjakarta. Potensi, kerusuhan di Jogjakarta, lanjutnya, tergolong kecil. Salah satu bukti adalah aksi demonstrasi yang berlangsung damai. Walau diikuti oleh puluhan ribu peserta tetap berjalan kondusif.
“Jogjakarta baru 50 persen dari angka ideal. Tapi kami sangat confident karena masyarakat Jogjakarta sangat bijak. Wilayahnya adem ayem,” ungkapnya. “Kalaupun ada riak kecil itupun dari sepakbola bukan demonstrasi. Ini yang masih jadi PR, agar suporter jangan fanatik berlebih yang menjurus anarkis,” tambahnya.
Disinggung mengenai penambahan personel, mantan Dirreskrimum Polda DIY ini tak bisa menjawab banyak. Ini karena penambahan personel adalah kebijakan Mabes Polri. Jajarannya hanya berugas mendata dan melaporkan jumlah personel dan fasilitas di Polda DIY. “Itu kaitannya kebijakan Kapolri karena sifatnya nasional. Belum lagi ada kualifikasi khusus untuk bisa masuk dalam kesatuan Brimob. Jadi proses seleksi memang ketat,” katanya.
Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda DIY Kombespol Noor Hudaya memastikan fasilitas jajarannya optimal. Salah satunya keberadaan robot penjinak alat dan bahan peledak. Seluruhnya berfungsi baik untuk menunjang kinerja.
Perwira menengah tiga melati ini menuturkan peremajaan tetap wewenang Mabes Polri. Hanya saja tetap ada pendataan untuk alat penunjang terbaru. Khususnya yang membantu kerja taktis selama di lapangan. “Kaitannya dengan teknologi yang diusung. Misal penjinak bom apabila ada yang lebih bagus tanpa awak tentu pilih itu. Tujuannya untuk meminimkan resiko. Kalau di kesatuan kami alat-alat penunjang sudah optimal, termasuk robotic penjinak bom,” jelasnya. (dwi/pra)