RADAR JOGJA – Angka kelahiran bayi prematur di Indonesia terbilang sangat tinggi. Menurut laporan Born too Soon milik The Global Action Report on Preterm Birth dari PBB, Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk negara dengan jumlah bayi prematur terbanyak di dunia. Angkanya mencapai 675.700 bayi di tahun 2010 atau 15,5 persen dari seluruh kelahiran bayi prematur di dunia.
Secara global, 44 persen kematian balita terjadi selama periode neonatal atau periode bayi baru lahir (28 hari pertama kelahiran bayi). Kelahiran prematur (sebelum 37 minggu kehamilan) menyumbang 35 persen dari kematian neonatal. Berat badan lahir rendah (didefinisikan sebagai <2500 g) umumnya digunakan sebagai ukuran pengganti kelahiran prematur.
Hari Prematuritas Sedunia pada 17 November 2019 adalah salah satu hari terpenting dalam tahun ini untuk meningkatkan kesadaran akan tantangan dan beban kelahiran prematur secara global. Tema global untuk World Prematurity Day 2019 adalah:
Born too Soon: Providing the right care, at the right time, in the right place atau kelahiran prematur: memberikan perawatan yang tepat, pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat.
Setiap bayi prematur memiliki berbagai masalah kompleks yang perlu ditangani secara khusus. Permasalahan tersebut meliputi:
- Mempertahankan suhu: pusat pengaturan suhu di otak bayi prematur masih belum sempurna, sehingga bayi mudah menjadi kedinginan.
- Pernapasan: sering lupa bernapas atau berhenti napas, paru-paru sebagian masih kuncup dan membutuhkan usaha besar untuk mengembangkannya kembali, sehingga bayi cepat lelah dan terlihat sesak napas.
- Kemampuan menelan dan mencerna juga belum sempurna.
- Kemampuan untuk melawan bahaya dari luar seperti infeksi masih belum sempurna.
- Kemampuan otot jantung untuk memompa darah memenuhi kebutuhan tubuhnya masih belum optimal.
- Tingkat ketergantungan secara psikologis sangat tinggi. Bayi ingin didekap seperti di dalam kandungan, untuk itulah apabila sudah tidak ada masalah dengan pernapasan dan denyut jantungnya secepatnya bayi dikeluarkan dari inkubator dan dilekatkan ke dada ibunya yang disebut perawatan metode kangguru atau skin to skin contact. Panas badan ibu akan mengalir ke bayi yang berfungsi sebagai inkubator alamiah. Denyut jantung ibu bagaikan irama kehidupan yang menenangkan dan menyemangati bayi yang lemah ini untuk dapat bertahan hidup. Hal inilah yang tidak mungkin didapatkan dari inkubator buatan.
Kebanyakan bayi prematur dapat dipulangkan lebih cepat dan dirawat di rumah dengan hasil prima menggunakan perawatan metode kanguru/perawatan bayi lekat/ skin to skin contact. Metode ini mudah, murah, aman dan sangat efektif, yang perlu diajarkan kepada orang tua atau siapa saja yang bersinggungan dengan bayi prematur. Perawatan metode kanguru (PMK), sering didefinisikan sebagai kontak kulit-ke kulit antara ibu dan bayinya yang baru lahir, pemberian ASI eksklusif dan pemulangan dini dari rumah sakit telah efektif dalam mengurangi risiko kematian di antara bayi prematur dan bayi berat lahir rendah.
Bayi kelahiran prematur mudah mengalami penurunan suhu di bawah normal (kurang dari 36,5 derajat celcius). Penurunan suhu ini dapat mengakibatkan bayi mengalami sesak napas, lemah, pucat, ataupun berwarna biru karena kekurangan oksigen. Apabila tidak dapat diatasi dengan segera, penurunan suhu ini dapat mengakibatkan kematian. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah penurunan suhu bayi prematur adalah menggunakan topi dan perawatan metode kanguru (PMK). Perawatan metode kanguru adalah perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu dan anggota keluarga lain (kontak kulit dengan bayi) sehingga suhu bayi tetap hangat. Perlengkapan perawatan metode kanguru yang digunakan pada ibu adalah pakian untuk ibu yang nyaman dan hangat pada suhu ruangan dan support binder (ikatan/ pembuluh penahan si bayi agar terus berada di posisi dada ibu). Support binder adalah baju kanguru dan kain yang dilipat diagonal dan dibuat simbul pengaman. Sedangkan perlengkapan yang digunakan pada bayi adalah topi, popok, dan kaos kaki.
Syarat-syarat yang dilakukan sebelum dilakukan perawatan metode kanguru adalah mencuci tangan yang baik dan benar. Posisi yang digunakan pada PMK adalah bayi diletakkan secara tegak lurus menempel antara kulit di dada ibu di antara kedua payudara, bayi dalam keadaan telanjang dan hanya menggunakan popok, topi dan kaos kaki, ibu dan bayi diselimuti oleh kain khusus atau baju, perlekatan kulit harus seluas-luasnya dan langsung melekat tanpa perantara. Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyangga bayi. Selanjutnya ibu dapat beraktivitas seperti biasa sambil membawa bayinya dalam posisi tegak lurus di dada ibu (skin to skin contact) seperti kanguru.
Perawatan metode kanguru memberikan manfaat pada bayi, ibu, ayah. Manfaat perawatan metode kanguru pada bayi seperti denyut jantung stabil, pernapasan lebih teratur, saturasi oksigen stabil, suhu lebih stabil, waktu tidur lebih panjang, pemakaian kalori lebih hemat, kenaikan berat badan lebih cepat, perkembangan otak lebih baik, lebih jarang menangis, lebih berhasil menyusu langsung pada ibu, memperpanjang durasi menyusu. Manfaat perawatan metode kanguru pada ibu seperti ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi prematurnya dan merasa mempunyai peranan penting, hubungan lekat antara ibu dan bayi lebih baik, mempromosikan pemberian ASI eksklusif, mengurangi penelantaran anak. KMC juga mengurangi risiko hipotermia atau penurunan suhu, infeksi nosokomial, dan lama tinggal di rumah sakit, dan meningkatkan pertumbuhan, menyusui, dan perlekatan ibu-bayi. (*/laz)