RADAR JOGJA – Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DLHK) DIY Ir R. Sutarto MP menargetkan mampu mengelola 30 persen sampah sebelum sepenuhnya menjadi limbah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul.
Pemda DIY punya tanggung jawab menyelesaikan sampah dari hulu sampai ke hilir. Bersama dengan pemerintah kabupaten/kota se-DIY mengajak masyarakat bagaimana memilah dan mengurangi produk sampah. Semua dimulai dari hal yang kecil. Contohnya meninggalkan penggunaan tas plastik. Belanja membawa tas tersendiri.
“Mari kita biasakan membawa alat minum sendiri, sehingga tidak beli tempat minuman. Dengan membawa peralatan untuk minum sendiri akan jauh mengurangi beban lingkungan terutama sampah plastik,” ajak Sutarto di kantornya awal pekan lalu.
Dikatakan, bank sampah merupakan salah satu solusi mengurangi volume sampah yang setiap bulannya mencapai ratusan ton. Di DIY bank sampah rata-rata dikelola ibu-ibu, Keadaan berkembang dengan baik. Bahkan cukup maju. Ada tiga lokasi yang disebut Sutarto sebagai contoh. Yakni Bank Sampah Sukunan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Bank Sampah Moyudan, Sleman dan Bank Sampah Kotagede.
“Alhamdulillah bank sampah ini diminati masyarakat,” kata dia. Keberadaan bank sampah memiliki dua keuntungan. Pertama, sampah terkelola dengan baik. Kedua, memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat.
Sutarto menambahkan, dalam rangka pengurangan sampah plastik dan upaya pemilahan sampah, pihaknya sedang memproses peraturan gubernur (pergub) sebagai tindak lanjut dari Perda DIY No. 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenisnya.
Dikatakan yang perlu dikembangkan adalah jejaring antarbank sampah tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Harapannya para pengolah sampah tidak stagnan jumlahnya. Namun bisa terus tumbuh dan bertambah jumlahnya.
Di sisi lain, DLHK DIY telah mengadakan evaluasi bank sampah tingkat DIY Tahun 2019. Evaluasi dibagi menjadi Kategori Bank Sampah Pemula dan dan Kategori Bank Sampah Lanjut.
Evaluasi dilaksanakan pada Juni lalu. Hasilnya peringkat 1 Kategori Bank Sampah Pemula adalah Bank Sampah Mekar Jaya Dusun Sambirejo, Sawahan, Ponjong, Gunungkidul. Sedangkat Peringkat 1 Kategori Bank Sampah Lanjut adalah Bank Sampah Iga Kanas Dusun Krapyak, Panggungharjo, Sewon, Bantul.
Penyerahan penghargaan dilakukan Gubernur DIY Hamengku Buwono X saat malam tirakatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI di Bangsal Kepatihan pada (16/8) lalu.
Untuk diketahui, Bank Sampah Mekar Jaya berdiri pada 14 Desember 2017. Dasar pembentukannya dengan keputusan kepala Desa Sawahan. Selain melayani penjualan sampah anorganik, Bank Sampah Mekar Jaya juga memproduksi pupuk kompos dari sampah – sampah organik. Pupuk kompos dijual dengan harga Rp. 5000 per kemasan. Digunakan juga oleh kelompok wanita tani (KWT) Padukuhan Sambirejo.
Sedangkan Bank Sampah Iga Kanas sudah ada sejak 2013. Awalnya masih berupa sedekah sampah. Mei 2015, Bank Sampah Iga Kanas diresmikan dengan Keputusan Lurah Desa Panggungharjo.
Bank Sampah Iga Kana menerima minyak jelantah bekas untuk dijual kepada PT Unilever melalui BUMDes. Bank sampah ini juga bekerja sama dengan SD Inti Krapyak Wetan yang memiliki program Sabtu Bersih Sampah. (kus)