ALASAN saya kepikiran menonton film ini adalah skripnya ditulis Garin Nugroho. Kali ini Garin mencova meramu urusan cinta, agama, dan komedi dalam satu cerita yang berlatar dunia industri pertelevisian.
Berkisah tentang seorang presenter terkenal dari acara gosip, yang tahu-tahu kedatangan ustaz muda ganteng berbadan kekar yang dikirim untuk mengajarinya ngaji sebagai tindak lanjut dari wasiat mendiang ayah si presenter.
Bisa saya bilang tak ada yang spesial dari penggarapan film ini. Sosok penulis skrip yang membuat saya penasaran juga tak menghasilkan plot yang inspiratif. Semua elemen yang dipersiapkannya tak cukup berefek. Kalau di papan tembakan maka hasil tembakan-tembakannya macam meleset jauh dari titik tengahnya. Sebabnya adalah konfliknya tak terasa natural. Idenya menarik, tapi tanpa materi-materi penguatan konflik yang matang.
Sebetulnya semua kadar romansa, religi, dan humor seimbang. Sayangnya, seimbangnya kompak nggak nendang. Hambar. Ditambah dengan penggarapan secara sinematik yang tak asyik, film ini jadi satu film keluarga yang aman untuk smua umur, juga bisa ditonton secara berjamaah. (ila)
*Penulis adalah penggemar film dalam negeri dan penikmat The Chemical Brothers yang bermukim di Jogja Utara.