RADAR JOGJA – Ada banyak ruang untuk ungkapkan ekspresi di Jogja sebagai kota budaya. Salah satunya lewat Senja Bersastra di Malioboro (SBM) yang diadakan oleh Komunitas Rondjeng. Event ini rutin diadakan setiap Sabtu pada pekan ketiga setiap bulannya.
”Acara ini rutin, ini masuk tahun keempat penyelenggaraan dan sudah memasuki edisi ke-36. Kami adakah di kawasan Titik Nol Kilometer,” ujar Panitia SBM sekaligus Sekretaris Komunitas Rondjeng Sri Yuliati ditemui akhir pekan kemarin.
Dia menjelaskan, Senja Bersastra di Malioboro adalah ruang untuk ekspresi yang bertajuk sastra. Menurutnya, bicara sastra akan paling enak jika dikaitkan dengan pembacaan puisi. ”Puisi lebih faimiliar. Tapi tak hanya baca puisi saja juga ada music, performance art, tari, line dance, sulap. Bebas,” ujarnya.
Atik, sapaan akrabnya, menjelaskan bagi warga Jogjakarta yang tertarik gabung tak harus jauh-jauh hari mendaftar untuk ikut tampil. Sebab, semua bisa secara spontan mengisi acara yang diadakan pukul 19.00-23.00 ini. Pengunjung Malioboro yang sedang jalan-jalan, kemudian menonton SBM pun bisa berpartisipasi untuk menyanyi, bermain gitar, atau ikut membaca puisi. Menariknya lagi, setiap orang yang mengisi acara akan diberikan sketsa wajah yang dibuat saat itu juga.
”Edisi kali ini, ada anak-anak SMPN 2 Jogja yang main band dan anak-anak dari SD 1 Sewon Bantul yang menampilkan parade puisi. Biasanya siapa saja, wisatawan lokal dan luar negeri juga bisa ikut nimbrung, misalnya menyanyi. Kami menyiapkan tempatnya, siapa saja boleh berekspresi,” jelasnya.
Komunitas Rondjeng sendiri berisi para pegiat sastra dan seni pertunjukan. Menurut Atik, saat ini sudah ada dua divisi yang memiliki acara rutin, SBM di Nol Kilometer dan Sinau Nulis Moco Basa Jawa yang diadakan setiap Sabtu Pahing. ”Divisi sastra Jawa ini sudah edisi ke-12,” ujarnya. (ila)