RADAR JOGJA – Tak lebih dari dua jam, hujan lebat disertai angin kencang (lesus) melanda wilayah DIJ. Yang paling banyak titik terdampak bencana ini adalah Kabupaten Sleman, disusul Bantul, lalu Kota Jogja. Warga pun sempat dibuat panik akibat kejadian ini.
Di Kabupaten Sleman, dampak terjadinya lesus pada siang hari kemarin (8/12) ini membuat ratusan genting rumah rontok tertiup angin, tower dan horn masjid patah. Kemudian tower antena ambruk, bangunan rusak tertimpa pohon, jaringan listrik rusak, dan jalan terhalang pohon tumbang.
Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman hingga pukul 16.00, setidaknya ada sembilan kecamatan yang terdampak. Meliputi Kecamatan Tempel, Prambanan, Kalasan, Depok, Minggir, Cangringan, Seyegan, Berbah, dan Sleman. “Masih proses penanganan, sebagian ada yang sudah selesai,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan, Minggu (8/12).
Makwan menjelaskan, pendataan masih terus dilakukan oleh jajarannya. Untuk memastikan dampak angin kencang dan kerugian apa saja yang diderita. “Yang jelas personel kami di BPBD siap untuk menangani dampak angin kencang ini,” bebernya.
Kecamatan Minggir menjadi wilayah yang terdampak paling banyak. Yakni ada 10 titik. Kemudian Prambanan sembilan titik, dan Berbah enam titik. Namun pihaknya belum menaksir berapa kerugian materi yang diderita. Proses penanganan berupa pemotongan dahan pohon terus dilakukan. Namun jika dibutuhkan penanganan khusus atau karena keterbatasan jumlah personel, maka akan dilanjutkan hari ini.
Makwan merinci dampak hujan disertai angin di Kecamatan Tempel menyebabkan gangguan pada jaringan listrik di Jl Tempel-Seyegan Plambongan, Banyurejo. Kemudian dua kejadian pohon tumbang di Desa Banyurejo. Total ada tiga titik.
Kemudian di Kecamatan Prambanan dampaknya dirasakan di dua Desa yakni Madurejo dan Sumberharjo. Membuat asbes dan genting terhempas, merusak masjid, dan membuat pohon tumbang yang menimpa rumah hingga melintang di jalan. Total ada 9 titik terdampak.
Di Kecamatan Kalasan satu pohon tumbang menimpa rumah warga. Sedangkan Kecamatan Depok ada dua kejadian pohon tumbang. Kecamatan Minggir 10 pohon tumbang rata-rata menimpa rumah warga.
Di Kecamatan Cangkringan terdapat tiga kejadian di Desa Wukirsari dan Argomulyo. Kecamatan Sleman, terdapat tiga kejadian. Selanjutnya di Kecamatan Seyegan hanya ada satu kejadian pohon tumbang menimpa rumah.
Terakhir di Kecamatan Berbah angin kencang mengandaskan atap rumah warga dan memutuskan jaringan listrik di dua tumah. Tercatat ratusan genting dan beberapa asbes terbang terbawa angin.
Lesus juga mengakibatkan beberapa orang luka akibat tertimpa reruntuhan genting. Yakni Ngadino, 60, luka ringan di kepala, Miatun, 57, luka di kepala. Dari laporan kondisinya masih lemas, dan harus menerima enam jahitan.
Keduanya dilarikan ke RS Baktiningsih dan dirawat menggunakan BPJS. Untuk sementara korban harus rawat jalan. Keduanya beralamat di Gobokan RT 04 RW 02 Sendangsari, Minggir.
Satu korban lagi yakni Taupik, 12, Sendangrejo, Minggir, yang terluka akibat tertimpa pohon. Dia akhirnya dirujuk dari Puskesmas Minggir ke RSUP Dr Sardjito.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan, pada penghujung tahun 2019 ini ada fenomena klimatologis terkait perkembangan musim hujan. Akibatnya menjadikan wilayah Sleman berpotensi banjir. Khususnya Kecamatan Turi, Pakem, Prambanan dan Cangkringan.
“Saya kembali mengimbau untuk mengarusutamakan pengurangan risiko bencana, khususnya bencana banjir dan tanah longsor dengan menggerakkan masyarakat sadar bencana,” katanya. (har/cr15/inu/laz)