RADAR JOGJA DIGITAL – Merespons kasus kekerasan pada perempuan dan anak yang terus meningkat, Yayasan Sebar Inspirasi Indonesia (YSII) bekerjasama dengan PrivyID menciptakan aplikasi Wonder Indonesia. Sebuah aplikasi yang menghubungkan perempuan yang mengalami kekerasan atau kondisi darurat dengan relawan terdekat. 

Para relawan yang terdaftar di aplikasi ini memiliki keterampilan menghadapi situasi darurat. Berasal dari sejumlah lembaga dan komunitas di Jogjakarta.

“Aplikasi ini bermula dari keprihatinan kami atas meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang menurut Komisi Nasional Perempuan meningkat 14 persen pada tahun 2018,” ujar Direktur Eksekutif YSII Atika saat peluncuran di Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat, (13/12).

CEO PrivyID Marshall Pribadi menjelaskan, baik korban maupun relawan perlu mengunduh dan menginstal aplikasi ini dahulu di smartphone. Setelah itu dapat meminta bantuan atau memberikan pertolongan.

Relawan terdekat yang terhubung dapat segera memberi bantuan. Maksudnya terdekat, dalam radius yang terbagi antara 3, 5, dan 10 kilometer dari lokasi korban.

“Cara kerjanya pencari bantuan menekan tombol penyelamatan. Nanti di sana bisa diisi pesan juga agar yang bantu bisa tahu lebih detail. Begitu diklik, kirim, nanti akan muncul notifikasi di HP relawan. Relawan harus menerima pemberitahuan tersebut, baru mereka akan bertemu sesuai peta yang sudah ditentukan,” terangnya.

Atika menyampaikan, berdasar catatan Komnas Perempuan pada 2018 terdata 406.178 kasus. Demikian juga dalam survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2016 yang menyatakan satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan. Berdasarkan survei Thomson Reuters Foundation pada 2018, perempuan Indonesia rawan mengalami kekerasan. Indonesia pun masuk 10 besar negara paling tidak aman bagi perempuan.

“Padahal 53 persen relawan dunia berasal dari Indonesia. Tingginya angka relawan ini mengalahkan Amerika Serikat dan Cina,” ujarnya.

Menurut dia, hingga saat ini bantuan untuk perempuan yang mengalami kekerasan lebih lambat dibandingkan saat kecelakaan atau musibah alam. Padahal sama-sama penting. “Kurang cepatnya respons ini dan lemahnya partisipasi masyarakat menjadi salah satu penyebab kekerasan pada perempuan masih kerap terjadi,” ungkapnya.

Aplikasi Wonder Indonesia bertujuan memudahkan korban mengakses pertolongan, mencari suaka, dan memperoleh pendampingan.

Selain itu YSII juga bekerja sama dengan Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan mengembangkan sistem rujukan dan prosedur bagi relawan di aplikasi ini. Untuk melindungi hak korban dan relawan itu sendiri. (sky/tif)