RADAR JOGJA DIGITAL – Tak peduli etika seorang wisatawan mematahkan meja peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Kejadian memilukan ini berlangsung Senin siang (16/12) di Museum Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Hal itu berawal saat si pelancong itu ingin berswafoto di kursi kuno tersebut.
Patahnya kursi raja Jogjakarta ini berlangsung cepat. Awalnya sang wisatawan memasuki kawasan area pajang kursi. Ingin lebih dekat, wisatawan asal Bandung Jawa Barat ini nekat memegang meja marmer itu.
“Iya kejadiannya tadi siang di Museum Kursi Koleksi Ngarso Ndalem (HB VIII). Mau selfie tapi malah kebablasan. Kaki kursi patah, terus podium tempat kursi juga berlubang,” kata salah seorang Abdi Dalem Mas Bekel Purakso Wiarjo, Senin (16/12).
Purakso menjelaskan detail kejadian tersebut. Saat itu pria ini sedang berjaga di Museum Batik. Lokasi kedua museum ini bersebelahan. Saat suasan hening dikejutkan dengan suara keras. Rupanya kaki kursi patah dan marmer meja terjatuh.
Purakso memastikan ibu-ibu tersebut tidak ijin penjaga. Apalagi aturan berkunjung ke museum kraton sudah jelas. Pengunjung dilarang menyentuh seluruh koleksi museum.
“Kalau jam sekitar 12an kurang lebih. Saya yang pertama tahu karena kebetulan jaga di Museum Batik (sebelah Museum Koleksi Kursii HB VIII). Ada suara benturan, saat didatangi ibu itu sudah didalam dengan posisi terjatuh,” katanya.
Saat diinterogasi, sang ibu mengaku akan berswafoto. Ibu-ibu ini juga beralibi sudah mendapatkan ijin untuk naik ke podium. Padahal tanda larangan sudah terpasang jelas di depan podium.
Untungnya marmer meja kuno tersebut tidak pecah. Apabila jatuh ke keramik dipastikan kerusakan lebih parah. Apalagi marmer meja merupakan jenis yang solid dan keras.
“Kala nama ibunya kurang tahu, tapi dia dari Bandung. Tadi saat kejadian cuma sendirian, tapi kemungkinan ikut rombongan. Sudah minta maaf, tapi tidak tahu kelanjutannya gimana,” katanya.
Saat ini kursi kuno berwarna merah maroon itu telah dirapikan kembali. Sementara untuk meja tengah dalam perbaikan. Perbaikan fokus pada kaki meja yang patah. Dari tiga penopang hanya satu kaki yang rusak.
“Meja sudah dibawa ke bengkel untuk diperbaiki. Kalau kursinya tetap dipajang,” ujarnya.
Peristiwa ini sebelumnya telah diunggah oleh salah satu Putri Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu melalui akun Twitternya. Dia juga melampirkan video kerusakan meja kursi HB VIII. Dalam cuitan itu, Gusti Hayu menyayangkan tingkah wisatawan.
“Katanya tulisan dilarang pegang dilarang foto itu mengurangi keindahan museum/pameran Tp utk menghadapi jenis orang butuh konten tp ndak bisa baca gini gimana? Ada yg mau duduk di pelenggahan dr HB VIII dan selfi, sukses nyamplak meja marmer,” tulisnya.
“Orangnya sudah menyatakan akan mengganti kerugian Tp intinya kan bukan itu Barang2 di @kratonjogja. tidak semua gampang diganti,” dalam cuitan yang berbeda. (dwi/riz)