RADAR JOGJA – Peredaran makanan yang mengandung zat berbahaya untuk dikonsumsi, masih ditemukan di Jogjakarta. Terakhir Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DIJ menemukan teri asin dan cumi mengandung bahan pengawet berformalin.
Kepala BPOM DIJ Rustyawati menjelaskan, pihaknya masih menemukan penjual makanan mengandung bahan pengawet yang berbahaya untuk dikonsumsi. Saat melakukan sidak ke sejumlah pasar, BPOM menemukan adanya teri dan cumi yang diawetkan mengandung formalin.
“Saat kami lakukan penelusuran, ternyata dibeli dari Pasar Beringharjo,” kata Rustyawati dalam keterangannya di Gedung Pracimasono, kompleks Kepatihan Jogja, Senin (16/12).
Mendapat laporan itu, BPOM melakukan penelusuran kepada pihak penjual. Ternyata, makanan itu di datangkan dari sejumlah wilayah di luar Jogjakarta seperti Pekalongan dan beberapa daerah di Jawa Timur.
“Kami cek pengadaan yang dari Pekalongan ternyata negatif formalin dan aman,” jelasnya.
Setelah dilakukan penelusuran lebih dalam, pihaknya mendapati empat orang penjual. Dari pemeriksaan yang dilakukan BPOM, para penjual ini akhirnya menyerahkan 90 kilogram teri kering untuk dimusnahkan.
“Untuk teri itu memang susah untuk membedakan mana yang mengandung formalin mana yang tidak. Tapi diusahakan belilah yang benar-benar kering,” jelasnya.
Di sisi lain menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) BPOM DIJ melakukan pengawasan terhadap makanan yang beredar. Pemantauan dilakukan di enam titik pasar seperti Pasar Argosari, Pasar Piyungan, Pasar Bendungan, Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Pakem.
Hasilnya, dari sampling terhadap 90 produk pangan, 16 persen tidak memenuhi syarat. Selain ikan asin dan cumi, temuan lain yakni kerupuk, kue mangkok dan ikan balur asin.
“Rata-rata makanan itu dipasok dari luar Jogjakarta. Ini yang memang sulit diantisipasi,” jelasnya.
Sementara itu, Asekprov Bidang Perekonomian dan Pembangunan DIJ Tri Saktiyana mengatakan, pihaknya bersama tim TPID terus melakukan pemantauan kebutuhan pokok jelang Nataru. Sehingga, harga-harga kebutuhan pada akhir tahun tetap terkendali.
“Kami ingin masyarakat tetap aman dan nyaman selama Natal dan Tahun Baru,” jelasnya. (bhn/laz)