RADAR JOGJA – Perkembangan teknologi yang sangat cepat menjadi tantangan utama di era disrupsi. Khususnya bagi para mahasiswa. Didorong adanya teknologi internet, artificial intelligent, big data, dan lain-lain. Mahasiswa dituntut untuk lebih fleksibel, beradaptasi, bijak bermedia sosial, memahami literasi dan dapat terampil seiring perkembangannya.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbud Ismunandar dalam Seminar Nasional “Menjadi Mahasiswa yang Unggul di Era Industri 4.0 dan Society 5.0″, Sabtu (28/12).
Bertempat di Amphitarium Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD), di hadapan para mahasiswa Ismunandar menyampaikan pentingnya pendidikan karakter di samping keterampilan. Bahwa di masa mendatang yang dibutuhkan adalah kemampuan yang human-only activity. Meliputi karakter kepemimpinan, empati, kreatif, dan berani memutuskan.
“Pendidikan jangan sampai menghilangkan rasa kemanusiaan, simpati dan empati yang menjadi fondasi dari karakter,” ujarnya.
Menurut dia, teknologi tidak bisa menggantikan kontak batin pendidikan yang terjadi di kelas, rumah, dan masyarakat. “Teknologi hanya menggantikan hal yang bersifat teknis saja,” tambahnya.
Ismunandar berharap para peserta seminar mampu mengajak, menginspirasi, dan mendorong mahasiswa yang lain dari seluruh Indonesia untuk menciptakan masyarakat yang berkarakter.
Seminar yang juga rangkaian dari Pelatihan Mahasiswa Kader Bangsa (PMKB) Tingkat Nasional ini digelar Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD bekerjasama dengan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, hingga Selasa (31/12).
Kepala Bimawa Dedi Pranowo menjelaskan, dalam PMKB yang kedua ini ada lima kegiatan yakni Seminar Nasional, Pelatihan Mahasiswa Kader Bangsa, FGD, Mini Workshop Paper, dan Presentasi Paper. Sebanyak 304 peserta seminar nasional berasal dari 15 PTMA se-Indonesia.
“80 diantaranya akan mengikuti Pelatihan Mahasiswa Kader Bangsa,” ujar Dedi.
Menurut Wakil Rektor 3 Bidang Kehidupan Kampus, Kemahasiswaan, dan Alumni Abdul Fadlil acara ini penting untuk meningkatkan kemandirian dan kualitas mahasiswa Indonesia dalam menjawab tantangan global.
“Mahasiswa bisa saling berinteraksi, komunikasi dan jejaring yang dibangun nantinya diharapkan dapat melahirkan kreativitas dan ide-ide baru,” ungkap Fadlil.
Hadir pula Wakil Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Muhammad Samsudin yang
Sejalan dengan semangat Muhammadiyah untuk mencereaskan bangsa, menurut dia keberhasilan seseorang kini ditentukan oleh keterampilan komunikasinya, di samping keterampilan teknis
“Perang secara fisik sekarang sudah tidak ada, tapi sekarang kita berperang melawan faham-faham yang tidak sesuai kepribadian bangsa,” tegas Samsudin. (tif)