RADAR JOGJA – Akhir 2019, Dinas Tanaman Pangan (DPP) Gunungkidul mengejar peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) padi. Secara keseluruhan, LTT telah mencapai 41.626 hektare, atau 85,2 persen, dari target 48.825 hektare.
‘’(LTT tersebut) meliputi luas tambah tanam padi sawah dan padi lahan kering,’’ kata Kepala DPP Gunungkidul Bambang Wisnu Broto, Jumat (27/12).
Untuk itu, pada pengujung 2019, Tim DPP melaksanakan pemantauan dan gerakan tanam (gertam) padi dan jagung, mengejar target yang telah ditetapkan di sisa waktu Desember 2019. Misalnya, di Karangmojo Kelompok Tani (Poktan) Gatakrejo melaksanakan gertam padi memanfaatkan aliran air Bendung Gatakrejo.
“Luas lahan di dua tempat Gatakrejo berkisar 40 hektare. Varitas benih Inpari 42 bantuan pemerintah pusat, serta benih padi hibrida,” ujar Bambang.
Dia senang dan berterima kasih pada seluruh petani yang telah selesai melaksanakan percepatan gerakan tanam padi. Dengan demikian, nantinya Gunungkidul bisa panen padi pada 2020 tepat waktu.
‘’Untuk tanaman jagung, sampai 26 Desember 2019 dilaporkan tertanam 34.877 hektare, atau 76,2 persen dari target. DPP mengimbau petani melaksanakan percepatan tanam di lahan sawah. Sehingga bisa tercapai 100 persen di Desember 2019,” kata Bambang.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono berharap petani mulai melakukan pengamatan hama. Terutama pada saat padi mulai tumbuh.
‘’Selain pengamatan terhadap hama, tanaman padi harus diberi pupuk, agar terhindar dari serangan hama. Paling lambat, pada saat berusia dua minggu sudah dipupuk,” kata Raharjo.
Seorang petani di Putat, Patuk, Tutik mengaku sudah mulai ndhaut (mencabuti benih padi) untuk ditanami kembali pada lahan sawah. Musim tanam kali ini sempat molor.
‘’Kalau lahan dekat sungai, air bisa diangkat menggunakan pompa. Tapi kalau jauh, nunggu sampai hujan deras, sehingga lahan dapat diolah,” kata Tutik. (gun/iwa/rg)