RADAR JOGJA – Pengelola bandara Internasional Adisutjipto dan Yogyakarta International Airport (YIA) telah menyiapkan sejumlah rencana strategis menghadapi ancaman gangguan cuaca. Terutama dalam jangka waktu sepekan hingga Selasa (7/1). Mulai dari pengalihan zona pendaratan hingga bantuan transportasi darat.
General Manager PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Jogjakarta Agus Pandu Purnama mengakui adanya peringatan dini cuaca ekstrem. Imbas dari munculnya fenomena alam ini pun mulai dirasakan. Salah satunya penundaan atau delay jadwal penerbangan.
“Ada beberapa flight yang delay dan lain-lain. Terkait hal ini memang kami sudah mempersiapkan sesuai dengan prosedur tentunya. Terlebih jika jarak pandang di landasan sangat minim,” jelasnya, ditemui di Kantor AP I Adisutjipto, Kamis (2/1).
Pandu menyebutkan rencana strategis awal berupa pengalihan pendaratan ke YIA. Ini berlaku saat kondisi bandara Adisutjipto tidak aman untuk pendaratan. Pertimbangannya, landasan di Kulonprogo memiliki panjang landasan yang memenuhi faktor keamanan.
Dia menuturkan, untuk pengereman yang optimal membutuhkan landasan yang panjang. Apalagi dalam kondisi cuaca tertentu. Sehingga jarak aman pendaratan tetap terpenuhi. Tercatat panjang landasan YIA mencapai 3,25 kilometer.
“Istilahnya re–route, jadi yang mendarat di Adisutjipto akan dialihkan ke YIA. Nanti disana akan menunggu hingga cuaca cerah atau dialihkan melalui kendaraan darat,” katanya.
Walau begitu Pandu menjamin dua bandara ini tak akan kebanjiran. Karena kedua landasan memiliki ketinggian diatas tanah sekitarnya. Sehingga genangan air sangat minim terjadi apabila terjadi hujan intensitas tinggi.
Untuk landasan YIA memiliki ketinggian tujuh meter dibanding tanah sekitar. Sementara untuk bandara Adisutjipto memiliki drainase yang baik. Apalagi ada aliran dua sungai di ujung barat dan timur bandara.
“Drainasenya sudah baik, jadi terbebas dari banjir. Namun tetap antisipasi cuaca buruk ini menjadi perhatian yang sangat serius bagi kami,” katanya.
Manajemen bencana ini turut beracuan dari banjir di landasan bandara Halim Perdanakusuma. Bahkan ditutupnya Halim Perdanakusuma tiga hari ini sempat berimbas pada jadwal penerbangan. Tercatat 22 pergerakan pesawat terganggu.
Total 22 pergerakan ini berasal dari dua maskpai. Sebanyak duabelas penerbangan milik Batik Air. Sementara 10 jadwal penerbangan milik maskapai Citilink.
“Dua maskapai ini terdampak signifikan. Kalau untuk penerbangan pagi masih aman, tapi setelah jam 10 (Halim Perdanakusuma) ditutup. Ada yang cancel lalu refund. Tapi ada yang re-schedule dan berangkat hari ini,” ujarnya. (dwi/tif)