RADAR JOGJALaznas Dewan Dakwah Jogjakarta bekerja sama dengan Laznas Dewan Dakwah Jawa Tengah dan Sosdak Mulia mengadakan acara Hijrah Hapus Tato. Acara digelar di kompleks Masjid Abu Bakar, Pandean, Umbulharjo, Kota Jogja, Sabtu (18/1) dan Minggu (19/1).

Toni Hermanto selaku ketua bidang sosial dan pemberdayaan umat menjelaskan, kegiatan ini bersifat sosial untuk membantu masyarakat yang ingin berhijrah. Dalam hal ini menghapus tato, tetapi terkendala dana. Untuk hapus tato, peserta hanya cukup membayar seikhlasnya.

Sebelum melakukan hapus foto, para peserta diminta membaca Alquran terlebih dahulu. Kegiatan ini terselenggara karena melihat keadaan di masyarakat yang ternyata banyak masyarakat bertato yang ingin menghapus tatonya, tetapi terkendala dana.

Dengan adanya kegiatan ini dia berharap dapat bermanfaat dan membantu masyarakat luas. “Karena menghapus tato itu tidak hanya sekali dua kali terapi agar bisa pudar optimal. Tetapi harus berkali-kali, dan itu mahal,” jelas Toni.

Peserta hapus tato yang mengikuti acara ini tidak hanya dari kalangan laki-laki, tetapi juga perempuan. Terhitung ada 50 orang, enam di antaranya perempuan. Peserta tidak hanya dari Jogja saja, tetapi juga datang dari Jawa Tengah seperti Kendal dan Sragen.

Toni menuturkan, ada peserta hapus tato yang berumur 55 tahun. Kebanyakan mereka ingin menghapus tatonya karena merasa hidupnya tidak nyaman. “Bahkan ada yang mengisi alasan di form pendaftaran ingin menghapus tato karena malu dengan cucunya,” ujar Toni.

Para peserta hapus tato mengaku dulu menggambar tato di tubuhnya karena pengaruh lingkungan, ikut-ikut teman, tetapi ada juga karena kemauan sendiri. Kemudian juga ada yang mengaku agar terlihat keren.

Ukky Aprilia, 22, mengaku  sudah mentato tubuhnya sejak umur 17 tahun. Dia sudah melakukan terapi sebanyak lima kali. “Ini untuk yang kali kelima,” jelasnya.

Dia mentato tubuhnya karena ikut-ikut teman. Dia melihat gambar milik temannya, kemudian tertarik ikut membuat. Ukky merasa karena dulu masih labil dan tidak memikirkan dampak setelahnya. Bagian tubuh yang ditato adalah punggung, bawah ketiak, paha, dan masih ada lagi.

Dia berkeinginan menghapus tato karena setelah kini menjadi tidak percaya diri dan beban. Dirinya tidak percaya diri karena banyak masyarakat yang menganggap seseorang yang bertato itu buruk. Dari situ dia bertekad menghilangkan itu semua. “Harapannya dengan menghapus tato ini saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik,”  tambahnya. (cr1/laz)