RADAR JOGJA – Distribusi gas epiji ukuran 3 kilogram yang sebelumnya dilakukan secara terbuka, tahun ini akan dilakukan tertutup. Ini untuk menyikapi rencana kenaikan harga gas bersubsidi yang populer disebut gas melon itu.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Jogja Yunianto Dwi Sutono kebijakan tersebut dimungkinkan setelah adanya evaluasi, ternyata distribusi gas melon banyak yang tidak tepat sasaran. Seperti restoran, hotel, bahkan ASN. Padahal seharusnya untuk warga miskin (gakin). ”Namun, kami belum mendapat informasi resmi dari pemerintah pusat,’’ jelasnya, Senin (20/1).
Sebelumnya distibusi gas subsidi dilakukan secara terbuka. Wacana distribusi gas bersubsidi kali ini tidak lagi diberikan pada tabung, namun langsung diberikan pada masyarakat yang berhak. Setelah subsidi dicabut, harga gas akan disesuaikan dengan harga pasar.
Biasanya harga gas elpiji 3 kg ini antara Rp 15.500 – Rp 20.000. Nah dengan kondisi wacana baru setelah distribusi tertutup berjalan, masyarakat akan membeli gas seharga Rp 35.000. Namun yang seharga Rp 15.500 itu akan ditransfer kepada rekening masyarakat yang bersangkutan.
Sales Branch Manager (SBM) PT Pertamina MOR IV Kota Jogja Ali Akbar Felayati mengakui penggunaan gas elpiji 3 kg bersubsidi itu memang tidak tepat sasaran. Dikarenakan barangnya didistribusikan secara terbuka di lapangan oleh pangkalan. Kemudian ada yang sampai ke toko dan usaha non mikro.”Akhirnya yang seharusnya digunakan orang tidak mampu bergeser ke tempat lain,” bebernya.
Dengan kondisi itu, banyak yang penerima tidak tepat sasaran. Hal itu melandasi skema baru untuk pemberian subsidi gas langsung kepada yang bersangkutan. Menurutnya, tidak ada perubahan dalam sistem penyaluran.
Dari sistem penyaluran tidak ada pengurangan. Justru distribusi yang sekarang ini dengan subsidi pada produk tabung berdampak pada keterbatasan kuota penyaluran ke pangkalan. Maka dengan sistem yang baru nanti, distribusi akan tersalurkan kepada yang berhak.”Kami tidak ada kuota lagi. Jadi berapapun yang diminta pasar kami salurkan,” tambahnya.
Menurut pengelola pangkalan gas elpiji 3 kg di Jalan Timoho, Umbuljarjo Darmawan Heru Wibowo menilai lebih tepat jika diterapkan subsidi gas melon diberikan kepada yang berhak langsung. “Karena kalau subsidi barang (tabung) itu rawan diselewengkan,” bebernya.
Sadimin, pedagang soto berharap penyaluran gas melon benar-benar tepat sasaran. Yaitu dengan melakukan pendataan yang benar. “Termasuk kami sebagai pedagang,’’ harapnya. (wia/din).